Indeks Pelayanan Haji Sangat Memuaskan, Segini Nih Skornya

- Jumat, 18 Oktober 2019 | 09:49 WIB

JAKARTA– Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI) tahun 2019 dengan prosentasi 85,91. Naik 0,68 poin dibandingkan tahun lalu dan merupakan skor tertinggi sejak survey kepuasan Jamaah Haji Indonesia bergulir pada tahun 2010.

Kepala BPS Suharianto mengungkapkan bahwa secara umum IKJHI dalam 2 tahun berturut-turut mengalam kenaikan. “Skornya berada pada kategori sangat memuaskan,” jelas Suhariyanto di kantor BPS kemarin (17/10).

Dalam laporan IKJHI tersebut, indeks kepuasan tertinggi berada pada layanan bus shalawat yakni dengan angka 88,05. Peringkat kedua ditempati pelayanan ibadah dengan skor 87,77, kemudian disusul pelayanan katering non Armuzna (Arafah, Mina, Muzdalifah) 87,72, pelayanan petugas haji 87,66.

Sementara berdasarkan lokasi, IKJHI tertinggi berada pada pelayanan yang dilakukan selama di bandara, yakni sebesar 87,94 persen. Disusul pelayanan daerah kerja (daker) Makkah 87,89 persen. Kemudian daker Madinah 86,44 kemudian terakhir daker Armuzna 82,57 persen.

Suhariyanto menjelaskan, Daker Makkah dan Madinah mendapatkan Indeks Kepuasan tertinggi karena beberapa hal dalam peningkatan akomodasi. Seperti pemberlakuan boking hotel penuh selama satu musim, serta pemberlakuan daerah zoonasi.

“Jadi Jamaah bisa merasa lebih nyaman karena kumpul dengan orang satu daerah. Selain itu menguntungkan dari segi katering cita rasanya bisa disesuikan,” jelas Suhariyanto.

Sementara Bus Shalawat juga mendapatkan skor tinggi karena kondisi fisik bus yang bagus dan perjalanan yang nyaman. Beberapa inovasi yang diterapkan Kemenag juga menyumbang terhadap tingkat kepuasan ini. Salah satunya adalah terobosan sistem fastrack dimana proses Imigrasi dilakukan di bandara embarkasi sehingga saat mendarat di Tanah Suci, jamaah langsung diarahkan menuju hotel masing-masing.

Kendati demikian, layanan fastrack ini tidak urung juga dikeluhkan oleh beberapa Jamaah. Suhariyanto menyebut ada beberapa keluhan dari Jamaah karena proses debarkasi di bandara berlangsung terlalu cepat. “Jadi beberapa tidak sempat ke toilet, belum sempat duduk dulu meluruskan punggung,” jelasnya.

Meski masih dalam angka bagus, Suhariyanto menyebut bahwa pelayanan di Armuzna mengalami penurunan indeks kepuasan. Hal ini juga dialami oleh daker Bandara.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku bersyukur atas pencapaian IKJH ini. Ia merasa pencapaian ini sangat spesial karena musim haji tahun 2019 adalah musim haji yang menurutnya paling menantang alias berat.

Hal tersebut dikarenakan jumlah jamaah yang mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Yakni 231 ribu jamaah. Kepastian tambahan kuota 10 ribu jamaah datang di saat persiapan memasuki tahap-tahap final. “Waktunya mepet sekali. Kami harus merombak seluruh konfigurasi persiapan mulai dari embarkasi sampai tanah suci. Dan ini berefek pada katering, transport, hotel dan lain sebagainya,” tuturnya.

Menurut Lukman, ada beberapa faktor yang dianggapnya menyumbang terhadap kenaikan IKJH ini. Faktor internal meliputi komitmen seluruh Kementerian dan Lembaga (KL) yang mengurusi ibadah haji serta sinergitas yang ditunjukkan di lapangan. “Saat sudah di tanah suci, tidak ada lagi bendera lembaga. Kemenag, Kemenkes, Kemenlu, KBRI semuanya bekerja dalam tim yang sama,” jelasnya.

Faktor lain kata Lukman diatribusikan pada dedikasi petugas haji yang tinggi serta jamaah yang cukup tertib.

Kemudian faktor eksternal yakni standar pelayanan dari pemerintah Arab Saudi yang terus meningkat. Ada beberapa akomodasi yang ditingkatkan.

Soal Armuzna, Lukman menyebut memang pemerintah Indonesia tidak bisa berbuat banyak karena sebagian besar akomodasi adalah wewenang pemerintah Saudi Arabia. Soal bus antar jemput dari Makkah ke Aarfah misalnya. Lukman mengilustrasikan 1 maktab terdiri dari 2.900 sampai 3000 orang jamaah. Hanya dilayani oleh 21 bus. Dengan kapasitas masing-masing Cuma 50 kursi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB
X