Turki Ogah Gencatan Senjata

- Kamis, 17 Oktober 2019 | 10:26 WIB

ANKARA– Sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) tidak membuat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berubah pikiran. Invasi militer ke kawasan utara Syria yang dihuni kaum Kurdi lanjut terus. Selasa waktu setempat (15/10), dia juga mengabaikan seruan gencatan senjata. Dia bahkan menanggapi dingin rencana kunjungan Wakil Presiden AS Mike Pence ke Ankara.

Di hadapan parlemen, Erdogan menegaskan bahwa Turki tidak akan menghentikan serangan atas wilayah Kurdi yang bermula pekan lalu. Dia bersikeras untuk menuntaskan operasi militer Peace Spring yang tujuan utamanya adalah menciptakan zona aman di perbatasan Syria dan Turki. Selanjutnya, Turki akan memindahkan sekitar 3 juta pengungsi Syria ke sana. Selama ini, para pengungsi itu mereka tampung di kamp-kamp pengungsian Turki.

”Kami tidak akan duduk semeja dengan organisasi teror,” kata Erdogan sebagaimana dilansir CNN. Dia juga menyatakan niatnya untuk tidak menyambut Pence. Menurut dia, wakil Trump itu hanya berhak menemui Wakil Presiden Turki Fuat Oktay. Jika ingin berunding dan membahas situasi Syria dan Turki dengannya, dia meminta Trump yang datang ke Ankara.

Dalam kesempatan itu, Erdogan menegaskan bahwa invasi militer Turki hanya bisa dihentikan kelompok Kurdi. Tepatnya, Syrian Democratic Force (SDF). Jika SDF mau menyerah, Turki akan menyetop Peace Spring. Aksi militer lantas akan diganti dengan aksi kemanusiaan. Yakni, memindahkan para pengungsi dari Turki ke perbatasan Syria.

”Jika mereka meletakkan senjata dan meninggalkan zona aman itu, semua masalah terpecahkan,” tegas Erdogan kepada Agence France-Presse. Hingga hari ke-8 operasi militer kemarin, Turki masih mendapatkan perlawanan sengit SDF. Apalagi, belakangan kelompok militan itu dibantu pasukan rezim Bashar Al Assad dan militer Rusia. Dua kekuatan tersebut berjaga di Manbij yang merupakan kota paling strategis di perbatasan Turki dan Syria.

Menanggapi hal tersebut, Erdogan mengaku tak mempermasalahkan keterlibatan Assad atau Rusia. Menurut dia, Turki tak pernah mempermasalahkan pemerintah Assad mempertahankan kedaulatan negara. ”Itu memang tanah mereka. Kami hanya ingin menumpas kelompok teroris di sana,” tegasnya. (bil/c25/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X