SAMARINDA. Kali pertama dalam kurun lebih dari 20 tahun, Alat Kelengkapan Dewan (AKD) yakni Komisi II DPRD Provinsi Kaltim dipimpin oleh kaum hawa. Adalah Veridiana Huraq Wang yang dipercaya sebagai pimpinan setelah terpilih pada Rapat Paripurna ke-4 DPRD Kaltim, Selasa (15/10).
Dalam bertugas, Verdiana didampingi wakil ketua Baharuddin Demmu dan sekretaris Bagus Susetyo, dan anggota Ahkmed Reza Fachlevi, Ismail, Ali Hamdi, Siti Rizky Amalia, Sutomo Jabir, Puji Hartadi, Safuad, M Syahrun, dan Nidya Listiyono, serta Sapto Setyo Pramono.
Adapun bidang kerja Komisi II meliputi keuangan daerah, aset daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, perusahaan daerah, dunia usaha, penanaman modal, keuangan dan pembangunan, perusahaan patungan, perindustrian, perdagangan, pertanian, perikanan, potensi kelautan, potensi sungai dan danau, peternakan, perkebunan, kehutanan, pengadaan pangan dan logistik, koperasi.
Bagi wanita dari daerah pemilihan Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Ulu tersebut menjadi pimpinan bukanlah hal yang baru lagi, pasalnya pengalamannya selama lima belas tahun menjadi Anggota DPRD Kaltim membuat pengalaman Politikus PDIP itu tak perlu diragukan lagi.
Berbekal segudang pengalaman termasuk pernah menjabat sebagai ketua fraksi dan sejumlah panitia khusus, membuat wanita kelahiran Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara itu menjadi vitamin bagi komisi II.
Amanah yang diberikan kepada saya tentu akan saya balas dengan menunjukkan kinerja semaksimal mungkin. Tentu komunikasi dan sinergitas antar sesama anggota komisi II dan komisi lainnya termasuk pimpinan dewan sangatlah diperlukan,” kata Veridiana.
Ia berjanji akan segera melakukan rapat internal guna menyusun agenda kerja komisi II termasuk fokus dalam menuntaskan sejumlah pekerjaan rumah yang belum terselesaikan di periode sebelumnya.
Dikatakannya, bagaimana meningkatkan sumber pendapatan daerah dengan memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki Kaltim juga bagian dari tugas prioritas untuk dibahas bersama mitra kerja pemerintah provinsi.
“Masih banyak sebenarnya potensi sumber daya alam yang terbaharukan yang belum tersentuh pemerintah khususnya dibidang pariwisata. Seperti Jantur, jeram atau riam Sungai Mahakam dan masih banyak lainnya,” sebutnya.
Apabila semua itu dapat dikelola secara maksimal dengan dibantu infrastruktur dan sarana prasarana penunjangnya maka bukan tidak mungkin dimasa depan akan menjadi sektor ekonomi andalan Kaltim yang menggantikan batu bara.(pro)