Usia Kutim sudah menginjak 20 tahun. Selama itu pula polemik jembatan penghubung antara Sangatta Selatan dan Sangatta Utara tidak jelas nasibnya. Angin segar menghampiri, pemerintah akan merealisasikan jembatan itu terbangun.
BUPATI Kutim Ismunandar mengatakan, membangun jembatan bukan hal mudah. Meski direncanakan sejak lahirnya Kutim, dia menyadari memang baru dilaksanakan tahun ini.
"Ketika saya diminta meletakkan batu pertama, awalnya nolak. Jangan sampai hanya meletakkan, tapi enggak selesai," ujarnya saat sambutan Ahad (13/10). Namun, Ketua DPRD Kutim Encek UR Firgasih menyebut, fasilitas itu merupakan program multiyears, termasuk pembangunan masjid dan lapangan olahraga yang juga dikerjakan tahun depan. "Sempat beberapa masalah kerap dihadapi, jadi harus dipindah ke Kampung Kajang. Namun, sekarang masalahnya bisa selesai, dana juga insyaallah cukup," ungkapnya.
Pelaksanaan, lanjut Ismu, ditargetkan rampung dalam kurun 660 hari dalam kalender kerja. Jembatan sepanjang 50 meter itu dianggarkan di APBD, pemerintah menggelontorkan dana hingga Rp 35 miliar. Ia tak ingin pembangunan fasilitas penunjang masyarakat itu bermasalah di kemudian hari, seperti sebelumnya.
"Semoga bisa mempercepat pembangunan dan meningkatkan laju ekonomi Sangatta Selatan," harapnya.
Camat Sangatta Selatan Hasdiah menyampaikan, jembatan yang lama ditunggu itu akhirnya akan terealisasi. Menurut dia, hal itu mustahil terjadi tanpa dukungan penuh dari warganya. "Warga dengan ikhlas memberikan lahan yang selama ini telah dimiliki," tuturnya. Pemerintah kecamatan, ucap perempuan berhijab itu, bersyukur dengan adanya pembangunan seperti jembatan dan jalan. "Semoga bisa membuat Sangatta Selatan lebih berkembang. Masyarakat tentu mendukung," sambungnya.
Terkait pemilik rumah yang telah diminta pindah akan mendapat ganti rugi untuk memiliki hunian baru. "Memang kemarin-kemarin masalah pembebasan lahan susah diselesaikan. Kurun setahun terakhir, akhirnya masyarakat mau melepaskan lahan ini," ungkapnya saat ditemui di lokasi.
Bila jembatan tersebut terbangun, akses penyeberangan lebih memudahkan warga. Untuk menjangkau pasar Sangatta Selatan lebih cepat. Pasalnya, kawasan itu merupakan pusat perekonomian. Selain itu, warga Sangatta Selatan tidak perlu khawatir bila ingin bepergian ke Sangatta Utara yang notabene pusat perkotaan Kutim. Jika sebelumnya bisa menggunakan alat penghubung (ponton) tapi merogoh kocek, nantinya tidak. Bahkan, menggunakan mobil harus memutar lewat Jembatan Kampung Kajang atau Jembatan Pinang. (*/la/dra2/k16)