Paser Kembali Dilanda Karhutla

- Selasa, 15 Oktober 2019 | 13:03 WIB

TANA PASER - Belum sebulan masuknya musim penghujan di Kabupaten Paser dan meredanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Akhir pekan lalu kembali terjadi karhutla di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Tanah Grogot.  

Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser Hendry Tham menyebutkan kebakaran kali ini rentetan dari kebakaran sebelumnya, luasan yang terbakar mencapai 4 hektare, namun hanya 1,5 hektare yang mampu dipadamkan petugas pada Minggu atau 13 Oktober lalu.  

" Ini karena keterbatasan sarapan prasarana. Kita hanya bisa menurunkan 2 unit mobil tangki berisi 5.000 dan 6.000 liter. Akibat angin yang kencang dan lahan gambut, kebakaran sulit dipadamkan petugas," ujar Hendry, kemarin (14/10). Penyebab kebakaran masih belum diketahui petugas, namun petugas mengeluhkan kebakaran ini masih disebabkan oleh ulah manusia. " Ini namanya kita dikerjain lagi sama yang membakar lahan," keluh Hendry. 

Karhutla di Kabupaten Paser beberapa pekan terakhir di Bumi Daya Taka sudah menurun dan bahkan terhenti, setelah hujan turun dan para pembakar diamankan oleh aparat hukum. Total ada tiga tersangka yang telah ditetapkan oleh Polres Paser selama karhutla di Paser. Data terakhir pada pertengahan September lalu saat masuk musim hujan, kurang lebih 215 hektar lahan di Paser yang terbakar selama kemarau. 

Kepala Daops Manggala Agni Paser M. Faisal mengatakan penyebab karhutla ialah tidak lain ulah umat manusia sendiri, saat ini musim penghujan sudah tiba. Sehingga sulit para pelaku membakar, berbeda dengan bulan lalu yang dimanfaatkan sebagai momen yang pas para pemilik lahan pertanian maupun kebun untuk mengosongkan lahannya dengan cara pintas dibakar.  Dia menyebut pencegahan ialah cara paling efektif untuk menangani karhutla yang terus terjadi.  

" Jika memadamkan saja terus bukan solusi, meskipun memang harus dipadamkan. Saat ini yang terpenting menurut kami ialah penindakan terhadap oknum yang sengaja membakar. Karena jika tidak ada efek jera, pasti akan ada terus yang berusaha membakar untuk kepentingan kebun maupun lahan pertaniannya. Terima kasih kepada Polres yang sudah menahan para pelaku pembakar," kata Faisal. 

Jika melihat kasus di lapangan, dia menyayangkan pola pikir warga tani yang menganggap dengan membakar lahan, ialah cara pintas dan tepat untuk pembukaan lahan tanam baru. Padahal jika dikaji secara teknis, untuk jangka waktu yang lama, tidak akan subur lahan yang ditanami melalui dibakar sebelumnya. 

Bahkan di daerah lainnya di Kaltim, sebagian warga kampung menganggap membakar lahan, dipakai untuk kepentingan memancing agar tidak nyamuk, serta para nelayan yang membakar sebagian tanaman padi dipinggiran sungai, untuk menangkap tangkapan ikan. Dan akhirnya berimbas pada kebakaran yang luas. (/jib)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X