Pasar Tradisional yang Menjelma Jujukan Wisata

- Selasa, 15 Oktober 2019 | 11:06 WIB

Kesan kumuh, panas, bau, dan becek biasanya tersemat pada pasar tradisional. Namun, beberapa pasar di Malang dan Banyuwangi nyatanya tak memberikan gambaran itu. Justru pasar-pasar tersebut bisa menjadi jujukan wisatawan.

 

CHARINA MARIETASARI, Malang-Banyuwangi, Jawa Pos

 

Tulisan ”Selamat Datang di Pasar Oro-Oro Dowo, Kota Malang” terpampang di layar digital, menyambut pengunjung di pintu masuk. Di belakangnya terdapat papan arah untuk memudahkan konsumen. Yang mau belanja peracangan bisa lurus. Sementara yang sedang mencari sayur dan buah ke kanan. Kalau zona ikan dan makanan ke kiri.

Sebuah televisi besar terpajang di tembok kanan pintu masuk untuk menayangkan harga komoditas dari departemen perdagangan yang berubah setiap harinya. Lima tahun lalu Pasar Rakyat Oro-Oro Dowo tersebut direvitalisasi pemerintah setempat. Dari yang sebelumnya kumuh kini menjelma jadi pasar yang bersih, tetapi tetap mengedepankan konsep pasar rakyat. Pedagang dan pembeli masih berkomunikasi tawar-menawar harga. ”Enak belanja di sini. Bersih dan dingin, nggak kalah sama di swalayan,” celetuk Sumiyati yang saat itu sedang belanja sayur-mayur.

Penataan kios di pasar tersebut sangatlah rapi. Tiap lapak dibagi berdasar jenis. Ada kelompok daging, sayuran, makanan, buah, kue, dan lain-lain. Tidak berjejal. Lorong antar pedagang terbilang lebar untuk dua lajur berjalan. Bagian atap langit juga cukup tinggi sehingga sirkulasi udara terjaga. Tidak ada ceritanya penghuni pasar mengeluh gerah di sana.

Lantai pasar yang berbahan keramik dijaga selalu kering dan bersih. Tidak ada sampah yang berserakan. Jika berniat belanja banyak, kita tidak perlu khawatir. Ada fasilitas troli yang dijajar rapi di dekat pintu masuk. Pasar di Jalan Guntur, Malang, itu mempunyai luas 3.400 meter persegi dan menampung sekitar 251 pedagang yang tersebar dalam 71 kios dan 180 los. ”Setelah diubah gini, pembeli saya jadi lebih banyak. Apalagi kalau Sabtu Minggu, tambah rame,” kata penjual tempe Haryono yang sudah 20 tahun berdagang di sana.

Sanitasi pasar diatur dengan baik. Air limbah bekas cucian sayur, ikan, maupun daging langsung disalurkan melalui pipa-pipa bawah tanah. Putri, penjual ayam, mengungkapkan bahwa saat Minggu dirinya sering menjumpai pembeli dari luar kota. Banyak orang penasaran melihat kebersihan pasar. ”Kalau weekend banyak yang rekreasi ke sini. Ada yang dari Lombok, Jember, Bandung, dan lain-lain,” terang Putri.

Di pasar ini terdapat fasilitas musala dan ruang menyusui yang mungkin tidak ditemui di pasar lainnya. Ada pula wastafel di tiap sudut pasar untuk mencuci tangan bagi pedagang dan pengunjung. Yang membuat lebih nyaman lagi, lokasi pasar bersebelahan dengan Taman Malabar. Taman tersebut menyerupai hutan kota karena banyak pohon tua. Sangat mungkin mereka yang sedang menunggu belanja bisa melakukan aktivitas olahraga di taman atau sekadar duduk santai di bangku yang tersedia.

Pasar yang menjual banyak kue tradisional itu dibangun ulang pada Agustus–Desember 2015. Dananya dari bantuan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan. Pasar diresmikan pada April 2016.

Kepala Dinas Perdagangan Malang Wahyu Setianto menjelaskan, jumlah total pasar di Malang sekarang 28. Salah satu fokus kerja Pemkot Malang adalah merevitalisasi pasar. Tujuan utamanya, menghilangkan kekumuhan. ”Karena pasar-pasar di Kota Malang ini dibangunnya sudah lama, bahkan ada yang sejak zaman Belanda,” ungkapnya.

Selain Oro-Oro Dowo, yang sudah direvitalisasi di Malang adalah Pasar Bareng, Gadanglama, Klojen, dan Bunul. ”Untuk tahun anggaran 2019, giliran Pasar Sukun, Sawojajar, Mergan, dan Kasin yang juga diubah menjadi seperti Oro-Oro Dowo,” terangnya.

Dana revitalisasinya berasal dari APBD dan pusat. Wahyu menerangkan, revitalisasi Pasar Oro-Oro Dowo memakai dana alokasi khusus sebanyak Rp 7 miliar. ”Memang kami belum punya data resmi terkait tingkat kunjungan. Tapi, bisa dibilang ada peningkatan kunjungan sekitar 20 persen setelah pasar-pasar direvitalisasi,” tuturnya.

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X