Ginjal Kronis, Cuci Darah Seumur Hidup

- Senin, 14 Oktober 2019 | 13:37 WIB

Ginjal rentan mengalami gangguan. Andai terjadi, ada banyak risiko mengintai. Penting untuk menjaga kesehatan ginjal demi tubuh sehat menyeluruh. Sebab gejala penyakit ginjal tidak signifikan meski fungsinya menurun 50 persen.

 

PADA dasarnya, fungsi utama ginjal adalah menyaring darah sehingga semua racun dalam tubuh dikeluarkan melalui proses buang air kecil. Dijelaskan lebih lanjut oleh dr Carta A Gunawan, SpPD, gangguan ginjal terbagi menjadi dua berdasar waktunya yakni akut dan kronis.

Bicara akut, gangguan menetap lebih dari tiga bulan dan terjadi dalam beberapa waktu tertentu, sehingga masih ada potensi sembuh. Gangguannya hanya sementara. Kebalikannya, jika menetap lebih dari tiga bulan, bisa dikategorikan kronis.

Ada beberapa gejala gangguan ginjal. Antara lain, tekanan darah tinggi, pucat, bengkak di beberapa bagian tubuh terutama kaki, dan sesak napas. Sebab, ginjal kurang optimal mengeluarkan cairan dan racun. Sementara racun itu selalu diproduksi setiap hari di dalam tubuh dan dibuang melalui kencing. Jika tidak dibuang, terjadi penumpukan racun.

“Secara umum, ginjal kronis lebih sering dialami dibanding akut. Sebagai contoh, penyebabnya bisa karena kencing manis yang sudah diidap sejak lama atau tekanan darah tinggi. Dua penyakit itu banyak dialami orang Indonesia. Jika tidak terkontrol, akan jatuh sebagai penyakit ginjal kronis,” ungkap Carta ditemui awal pekan lalu.

Tak hanya itu, batu ginjal dan infeksi bisa jadi penyebab. Mengonsumsi obat-obatan atau minuman tertentu bisa jadi pemicu, apabila dalam jumlah berlebihan. Dapat disimpulkan, penyakit ginjal kronis tak dapat disembuhkan. Mau tidak mau, mesti menjalani cuci darah seterusnya.

“Mesin untuk mencuci darah itu hanya untuk menggantikan fungsi ginjal yang tidak bisa membuang racun. Jika memungkinkan, harus transplantasi ginjal. Itu tidak mudah dan harus mencari yang cocok. Biasanya yang ada hubungan keluarga,” lanjut Carta.

Sementara gangguan ginjal akut masih bisa sembuh. Penyebabnya berbeda. Contohnya, orang yang terkena diare cenderung kekurangan cairan sehingga muncul gangguan ginjal akut. Membuat dehidrasi. Gangguan ginjal akut pun bisa datang mendadak.

“Gangguan ginjal akut bisa diatasi dengan pemberian obat atau pemberian cairan. Bisa juga cuci darah tapi tak banyak, sekitar dua sampai tiga kali saja. Ginjal hanya terganggu sementara sehingga dalam waktu seminggu atau dua minggu, akan normal kembali,” beber dokter berkacamata itu.

Bicara usia, ada sedikit perbedaan. Untuk penyakit ginjal kronis, lebih sering dialami oleh orang berumur karena telah mengidap penyakit yang lumayan parah dalam waktu cukup lama. Adapula akut, bisa dialami semua usia. Terkait pemeriksaan, dokter akan memeriksa melalui tes darah dan fungsi ginjal urin kreatinin. Dapat ditentukan berapa tinggi dari urin kreatinin. Sekaligus menggambarkan fungsi ginjal.

“Perlu saya tekankan bahwa ginjal itu suatu organ yang jika sudah mengalami gangguan sangat berat, baru menunjukkan gejala. Jadi, banyak orang yang tidak menyadarinya. Ginjal memiliki kemampuan. Kalau menurun 50 persen, masih belum ada gejala signifikan. Jika sudah naik, mungkin kemampuannya sekitar 10 persen,” pungkasnya ditemui di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra. (*/ysm*/rdm2/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X