Jalan Terjal Pemenuhan Daging Sapi

- Senin, 14 Oktober 2019 | 12:44 WIB

Upaya Pemprov Kaltim mendorong pemenuhan konsumsi daging sapi melalui penggemukan di bekas lahan tambang batu bara dan perkebunan sawit menemui jalan terjal. Saat ini masih banyak pengusaha yang malas-malasan menjalankan program itu.

 

SAMARINDA – Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius. Sebab sebelumnya telah ada kesepakatan awal antara pengusaha dan Pemprov Kaltim. Dalam Pergub Provinsi Kaltim No.1/2018 tentang pemberian izin dan non perizinan di bidang pertambangan, kehutanan, dan perkebunan kelapa sawit ditargetkan dapat menggembalakan 3.211 ekor dari 108 perusahaan tambang yang berkomitmen. Faktanya baru terealisasi 68 ekor dari 5 perusahaan tambang yang beroperasi.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kaltim M Sabani mengatakan, pemenuhan kebutuhan daging sapi memang sedang menjadi prioritas. Dengan cara meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak. Namun sayang, program ini belum banyak mendapat dukungan dari para pengusaha perkebunan maupun pertambangan. “Banyak pengusaha yang lalai melaksanakan program penggemukan di bekas lahan tambang dan perkebunan sawit,” ungkapnya, Minggu (13/10).

Dia menjelaskan, pengusaha tambang dan perkebunan kelapa sawit banyak yang tidak melaksanakan kesepakatan awal saat mendapatkan izin usaha. Saat memohon izin di awal, diberikan persyaratan untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan sapi di Kaltim. “Tapi, dari laporan yang kami terima mereka sedikit abai dengan kesepakatan yang sudah ditandatangani di awal,” katanya.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mencatat, produksi peternakan sapi di Kaltim belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi. Dengan produksi 100 ribu ekor per tahun, peternak lokal hanya bisa memenuhi 27,3 persen kebutuhan. Alhasil sisa kebutuhan daging masih harus didatangkan dari luar Kaltim.

Dengan program penggembalaan sapi di kebun sawit, diharapkan produksi daging sapi lokal bisa naik. Mengingat luas perkebunan kelapa sawit di Bumi Etam sebesar 1.199.407 ha yang meliputi 370.232 ha tanaman belum menghasilkan (TBM), 806.930 ha tanaman menghasilkan serta tanaman tua atau tanaman rusak seluas 22.245 ha.

Berdasarkan jenis kepemilikan lahan, luas areal kelapa sawit pola rakyat atau swadaya 286.058 ha, perkebunan besar negara (PTPN XIII) 14.402 ha dan perkebunan besar swasta 898.947 ha. Dengan luas tersebut, diproyeksikan jumlah ternak yang dapat dikembangkan sebanyak 1.199.407 ekor.

Saat ini pengembangan sapi potong di areal perkebunan sawit baru berlangsung di Kecamatan Waru, Penajam Paser Utara. Pada tahap awal didatangkan sapi jenis brahman cross dari Australia sebanyak 1.691 ekor. Sementara itu, berdasarkan populasi pengembangan ternak kebun sawit di Kaltim hingga akhir tahun lalu telah mencapai 36.272 ekor atau sebesar 30,87 persen dari populasi.

Sedangkan untuk pengembangan peternakan sapi di lahan bekas tambang tengah dijajaki di wilayah Samarinda dan Kutai Kartanegara. Pemanfaatan lahan bekas tambang ini akan dibuat konsep miniranch. Saat ini pemprov Kaltim tengah membangun lima unit melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan ke depannya ada 35 unit lagi yang sedang dibangun.

Menurut Sabani, perkembangan sapi di lahan bekas tambang dan lahan perkebunan kelapa sawit, seharusnya bisa menyukseskan target 2 juta ekor sapi pada 2018. Jika para pengusaha memberi dukungan, tentu saja target itu sangat mudah dicapai. Sebab luas lahan perkebunan kelapa sawit di Kaltim mencapai 1,2 juta hektare.

Jika satu hektare diisi dua ekor sapi saja, maka akan ada hampir dua juta ekor sapi. Belum lagi kalau ditambah dukungan dari perusahaan-perusahaan batu bara yang izinnya sekarang masih sekitar 800 izin. “Satu izin pertambangan batu bara diberikan lima sapi untuk dikembangbiakkan. Tentu akan lebih besar lagi. Seharusnya kita sudah bisa swasembada daging sapi. Terlepas dari itu, masih ada juga beberapa perusahaan yang kepeduliannya besar dalam pengembangan sapi,” pungkasnya. (ctr/ndu/k18) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X