Cerita Penembakan Mahasiswa di Kendari

- Senin, 14 Oktober 2019 | 12:32 WIB

Insiden meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) masih menjadi misteri. Hingga kemarin (13/10) polisi belum mampu mengungkap penembak dua aktivis itu. Wartawan Jawa Pos Agus Dwi Prasetyo secara khusus mewawancarai beberapa orang yang berada di sekitar korban saat aksi demo berujung maut tersebut.

---------

 

SAAT membaca status WhatsApp (WA) ”Tak mampu berbuat lebih” itu, IBL cepat-cepat membalasnya. Dia tahu Yusuf Kardawi, pemilik status itu, tengah gelisah. Sebelum muncul status tersebut, Yusuf mengumumkan penundaan rapat umum anggota luar biasa (RUALub) di grup WA Himpunan Mahasiswa Prodi D-3 Teknik Sipil UHO.

”Hahaha. Lembeh (lemah, Red) berarti kalau menyerah dan mengeluh,” kata IBL membalas status galau adik tingkatnya itu Senin (23/9). Sesuai dugaan, Yusuf yang memang jadi ketua panitia RUALub tersebut lalu mengutarakan kegelisahannya. ”Apa pun yang kita lakukan, Bang, harus ada dukungan juga. Tidak bisa bergerak sendiri,” jawab Ucu, sapaan akrab Yusuf, dalam chat WA tersebut.

IBL paham betul, menunda RUALub adalah keputusan berat. Apalagi, banyak anggota himpunan yang mempertanyakan keputusan itu. IBL lantas mengajak Ucu bicara baik-baik di kantin perjuangan, dekat sekretariat BEM program pendidikan vokasi.

”Kau di mana? Kau ke sini (sekretariat vokasi, Red) dulu!” perintah IBL. Namun, Ucu enggan. ”Saya malu ke sekret, Bang,” jawab mahasiswa semester tiga tersebut. RUALub ditunda. IBL, Ucu, dan kawan-kawannya bersiap ikut aksi menolak revisi UU KPK, RUU KUHP, dan RUU kontroversial lainnya di depan gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) Kamis (26/9). Pentolan-pentolan mahasiswa berkumpul di kantin perjuangan Rabu (25/9). Membahas teknis lapangan aksi.

Di antara kumpulan mahasiswa di kantin itu, terlihat sosok Immawan Randi. Randi bukan mahasiswa teknik, melainkan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO. Randi memang dekat dengan anak-anak Teknik UHO, terutama pendidikan vokasi. Dia kerap ikut aksi demo yang diinisiasi keluarga besar mahasiswa teknik (KBMT).

 

Penembakan dan Kematian

Ribuan orang yang tergabung dalam KBMT telah berkumpul di UHO. Mereka kompak mengenakan pakaian serbahitam. Komunitas itu berasal dari berbagai fakultas, prodi, dan angkatan. Bukan hanya UHO, anggota KBMT dari universitas lain juga bergabung. Konon, KBMT adalah kelompok persaudaraan mahasiswa dan alumni teknik paling solid di antara KBM-KBM lain di Sultra dan sekitarnya.

Pukul 10.00 mereka berjalan long march sejauh6 kilometer dari kampus UHO ke DPRD Sultra. Nyanyian lagu Rap Teknik mengiringi langkah mereka.

Aku ini anak teknik. Mahasiswa yang enerjik.

Keng-kreng itu sarapanku.

Aku bangga jadi anak teknik.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X