SAMARINDA–Sungai Karang Mumus menjadi proyek utama dalam mengurangi potensi banjir di Samarinda. Namun, sampai saat ini, proyek tersebut harus menunggu kepastian terkait statusnya.
Asisten II Pemkot Samarinda Endang Liansyah mengatakan, proyek tersebut masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat. Meski begitu, tim appraisal terus melakukan pendataan terhadap warga yang terdampak.
Sesuai aturan yang ditetapkan, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 62 Tahun 2018 tentang Penanganan Dampak Sosial berupa pemberian santunan terhadap pemilik tanah dan keputusan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 17 Tahun 2008 yang mengatur pendanaan penanganan dampak sosial terhadap masyarakat.
Pada segmen Gang Nibung hingga Jabatan Perniagaan, ada tiga RT, yakni 26, 27, dan 28. Hingga kini, tim appraisal baru melakukan pendataan di RT 26 dan 27. "Ini lagi berjalan di RT 28," jelasnya.
Endang menerangkan, untuk mempercepat, pihaknya telah membuat SK Tim Terpadu yang langsung diketuai Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang. SK tersebut telah dikeluarkan sejak Jumat 11 Oktober. "Kami sudah buat SK tinggal menunggu gimana tindak lanjut provinsi," ujarnya.
Sementara itu, warga yang mendiami Gang Nibung mengeluhkan jalan di lingkungan mereka yang rusak imbas pengerukan Sungai Karang Mumus (SKM). Kendaraan yang memuat sedimen mengakibatkan separuh jalan ambles.
Menurut penuturan Hamri, perwakilan ketua RT 27, jembatan tersebut miring karena ekskavator dalam proses pengerukan terlalu dekat dengan tiang pancang jembatan. Dia telah melaporkan ke pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kaltim agar ditindaklanjuti. "Katanya sih secepatnya akan diperbaiki," jelasnya.
Tapi, dia tidak mengetahui kapan akan dilakukan perbaikan. Kerusakan tersebut membuat warganya banyak yang mengadu karena waswas. Dia sangat menyayangkan jika tindak lanjut yang diambil menunggu korban. Hamri mengatakan akan menutup jembatan jika pemerintah tidak segera mungkin memperbaikinya. "Daripada nanti memakan korban," tegasnya.
Dari pantauan lapangan, sekurangnya dua bulan tidak ada aktivitas pengerukan. Saat ini hanya tertinggal satu tongkang terparkir di tepi SKM sisi Gang Nibung. Tongkang tersebut sebelumnya digunakan menampung sedimen yang diangkut ekskavator dari sungai. Posko yang biasanya digunakan para pekerja pengerukan pun saat ini dalam kondisi kosong. (*/eza/dns/k8)