Proyek IDD Belum Temukan Titik Terang

- Senin, 14 Oktober 2019 | 09:33 WIB

BALIKPAPAN – Proyek migas laut dalam RI dengan nilai investasi USD 5 miliar atau setara Rp 70 triliun sampai saat ini masih belum menemukan titik terang. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) dan Chevron seakan-akan masih saling tarik ulur terkait proyek yang menentukan masa depan gas Indonesia ini.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan tidak tahu soal Chevron bakal keluar atau tidak dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) tersebut. Ia hanya mengatakan bakal ada perubahan konsorsium.

"Masih nunggu ini juga, IDD masih cari partner juga. Saya gak tahu Chevron keluar atau tidak, tapi konsorsium berubah saja. Dia tidak bilang keluar, dia lagi cari inilah untuk bisa dikembangkan," ujar Fatar Yani saat di Balikpapan belum lama ini.

Namun, SKK memberikan waktu kepada Chevron sampai Januari nanti untuk menyerahkan laporan kepada pemerintah. Apakah sudah mendapatkan partner atau apapun yang bisa memberi kepastian soal pengelolaan proyek. “Jadi kami belum tahu. Untuk IDD kita tunggu saja. Saya belum bisa bicara lebih lanjut,” ungkapnya.

Kepala SKK Migas Perwakilan Kalsul Syaifuddin mengatakan, pemerintah sedang mendorong agar Chevron segera mengumumkan rencana ke depannya. Menteri ESDM, Ignatius Jonan juga sudah bertemu dengan pihak Chevron. Menanyakan status Chevron.

Menurutnya, investasi proyek IDD ini membutuhkan investasi yang cukup besar. Pasalnya proyek ini termasuk laut dalam. Walhasil, Chevron terkesan lamban. Bayangkan, di kedalaman laut 2.000 meter kemudian harus melakukan pengeboran lagi hingga 3.000 meter.

Selain itu, proyek Ultra Laut Dalam ini membutuhkan teknologi tinggi atau dengan biaya mahal. Namun, info yang ia terima ada teknologi yang lebih efisien sudah didapat Chevron. “Sejauh ini memang masih dalam tahap pembahasan POD. Artinya kalau sudah rampung ada kepastian lebih di proyek ini,” ucapnya belum lama ini.

Proyek IDD yang digagas 2007 (12 tahun lalu) berada di Cekungan Kutai (Kutai Basin), Kalimantan Timur. IDD merupakan proyek laut dalam yang semula dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (Cico) melalui empat production sharing contract (PSC) yaitu: PSC Ganal, Rapak, Makassar Strait dan Muara Bakau.

Proposal rencana pengembangan proyek (Plan of Development/PoD) berganti-ganti seiring dengan fluktuasi harga minyak dunia, dari USD 6,9 miliar meroket ke USD 12 miliar, lalu terus turun hingga menjadi USD 5 miliar pada tahun lalu. (aji/ndu2/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X