JAKARTA – Pekerjaan Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) terus bertambah. Itu setelah ada korban meninggal lagi pasca demonstrasi #ReformasiDikorupsi di depan gedung DPR/MPR 23-25 September lalu. Yakni Akbar Alamsyah, 19, seorang pelajar. Akbar meninggal Kamis (10/10) lalu setelah dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyebut telah membentuk tim untuk melihat persoalan tersebut. Khususnya tentang kejelasan penyebab meninggalnya korban. Sejauh ini, penyebab kematian Akbar masih simpang siur. Versi keluarga Akbar diduga disiksa. Sementara polisi menyebut Akbar jatuh dari pagar. ”Kami akan melihat berbagai persoalan itu,” kata Anam, kemarin (11/10).
Meninggalnya Akbar menambah daftar kelam penanganan aksi #ReformasiDikorupsi yang digelar di gedung DPR/MPR maupun di sejumlah daerah. Parahnya lagi, tidak ada kejelasan tentang berapa jumlah korban meninggal dari institusi negara yang berwenang. Termasuk korban luka-luka, hilang dan ditahan.
Tim advokasi untuk demokrasi mendesak lembaga negara lebih aktif menyikapi peristiwa pilu yang berkaitan dengan gerakan #ReformasiDikorupsi. Selain Komnas HAM, lembaga negara yang mestinya terus bergerak adalah Ombudsman RI, LPSK, Komnas Perempuan, KPAI dan Kompolnas. ”Mereka harus menjalankan tanggungjawabnya,” kata Rivanlee, anggota tim advokasi.
Di sisi lain, Polda Metro Jaya menyebut Akbar sempat berstatus tersangka. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan Akbar ditetapkan tersangka karena diduga ikut terlibat dalam kerusuhan. Menurut Argo, Akbar kedapatan melempari petugas keamanan dengan batu, botol plastik dan bom molotov. (tyo/bik)