DAMASKUS– Tujuh nyawa penduduk sipil melayang. Kemarin (11/10) mereka menjadi korban serangan Turki di timur laut Syria. Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengungkapkan bahwa empat orang tewas akibat serangan udara di Tal Abyad dan tiga korban lainnya dibunuh penembak jitu di sekitar perbatasan Turki–Syria.
Pertempuran sengit memang tak terelakkan. Sebab, pasukan Kurdi yang tergabung dalam Syrian Democratic Forces (SDF) membalas mati-matian. Mereka ingin mempertahankan wilayah sepanjang 120 kilometer yang membentang di perbatasan Syria–Turki. Pasukan Turki yang didukung mantan pemberontak Sunni di Syria menyerang dengan roket, serangan udara, dan berbagai senjata canggih lainnya.
’’Ada pertempuran sengit antara SDF dan pasukan Turki di garis depan yang berbeda. Sebagian besar dari Tal Abyad hingga Ras Al Ain,’’ bunyi pernyataan SOHR sebagaimana dikutip Agence France-Presse.
SDF menggunakan terowongan, parit, dan tanggul untuk mempertahankan diri dan menyerang balik. Taktik mereka terbukti berhasil. Sejak Turki menyerang pada Rabu (9/10), ada 11 desa yang dikuasai. Namun, kemarin SDF berhasil merebut kembali 2 di antara 11 desa tersebut.
Pemerintah Turki tak mau menyerah. Mereka mengirim unit pasukan tambahan dari mantan pemberontak Syria ke Ras Al Ain. Diharapkan, mereka bisa membelah kekuatan pasukan SDF.
SOHR menyatakan, banyak keluarga Arab di desa-desa tersebut yang memihak Turki. Mereka bisa menjadi pihak yang bakal menyerang SDF dari belakang.
Bukan hanya itu, ada kekhawatiran bahwa kamp-kamp yang selama ini dipakai sebagai tempat detensi ISIS yang dikelola Kurdi akan semburat. Sebab, ada informasi bahwa ISIS berencana menyerang dan membebaskan kawanan mereka. Total, ada 12 ribu anggota ISIS yang ditahan di tujuh pusat detensi. Mereka menunggu pasukan Kurdi melemah.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga tak yakin Turki bisa memastikan tahanan ISIS tetap berada di penjara. ’’Saya tidak yakin pasukan Turki bisa mengontrolnya dan sampai berapa lama mereka mampu. Ini adalah ancaman nyata bagi kita,’’ tegas Putin.
Sementara itu, perang telah membuat penduduk di Ras Al Ain, Tal Abyad, dan kota-kota lain di perbatasan menjadi sepi. PBB menjelaskan bahwa sebagian besar dari 70 ribu penduduk yang mengungsi tengah menuju Kota Hasakeh. Kota tersebut tak masuk dalam daftar serangan Turki.
’’Apa yang diinginkan Erdogan dari kami? Apakah cuma karena kami orang Kurdi?’’ tanya Jihan, salah seorang pengungsi di Hasakeh. Dalam dua tahun ini, dia dan keluarganya sudah dua kali mengungsi. (sha/c14/dos)