Sepatu Lokal Lebih Berkualitas, tapi Lebih Mahal

- Sabtu, 12 Oktober 2019 | 13:33 WIB

SURABAYA– Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas produk dalam negeri. Tujuan utamanya, tentu melawan impor. Apalagi belakangan makin marak sepatu branded imitasi alias KW di pasar Indonesia. Sepatu-sepatu itu didatangkan dari Vietnam dan Tiongkok.

Kepala BPIPI Heru Budi Susanto mengatakan bahwa banyak sepatu KW yang dipasarkan secara konvensional maupun dalam jaringan (daring). ”Bisnis sepatu imitasi memang sangat meresahkan karena harganya lebih murah. Kualitas produk dan bahan juga sangat jauh dari aslinya,” ujarnya kemarin (11/10).

Menurut Heru, membanjirnya sepatu KW di tanah air itu merupakan dampak keterbukaan pasar ASEAN dan Tiongkok. Juga, adanya kebutuhan sepatu dalam jumlah besar di pasar domestik. ”Meskipun keterbukaan pasar mendorong brand lokal untuk berani bersaing menggunakan merek sendiri, kebijakan impor tetap harus diperketat untuk melindungi produk lokal,” urainya.

Heru menambahkan bahwa budaya hype dan sneakerhead di kalangan milenial semakin kental. Akibatnya, pasar dalam negeri membutuhkan banyak stok sepatu kekinian dengan harga yang reasonable. Demand yang tinggi itu seharusnya bisa dimanfaatkan produsen lokal.

Ironisnya, justru kalangan milenial pula yang menjadi importer sepatu brand global, termasuk yang KW. Heru menjelaskan bahwa sebagian besar produsen domestik yang menjual sepatu impor KW adalah pelaku UKM. Jika sepatu impor KW sudah beredar di pasaran, BPIPI tidak memiliki wewenang untuk menindak. Itu menjadi wewenang Kementerian Perdagangan. ”Dan biasanya pemalsuan merek ditindaklanjuti pemilik brand itu sendiri,” ucapnya.

BPIPI hanya bisa membagikan strategi penjualan sepatu lokal kepada para produsen supaya tidak kalah dengan alas kaki impor. Misalnya, BPIPI berkolaborasi dengan merek lokal untuk bersama-sama membangun image bahwa kualitas produk dalam negeri pun tinggi.

Selain itu, pemerintah membekali produsen lokal dengan instrumen kebijakan. Termasuk melaksanakan program E-Smart, pelatihan tematik, fasilitasi pendaftaran merek gratis, dan pendampingan produksi. BPIPI juga menyediakan fasilitas laboratorium uji alas kaki bagi industri ataupun UKM untuk memastikan kualitasnya sesuai standar ISO maupun SNI.

”Kami juga punya bank desain yang melayani konsultasi tentang peningkatan kualitas. Gratis,” kata Heru. Tahun lalu pertumbuhan industri alas kaki secara nasional naik sekitar 9,4 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sepanjang semester I pada 2019, PDB sektor sepatu sudah mencapai Rp 14,75 triliun. (car/c12/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X