Veda Ega Pratama asal Kabupaten Gunungkidul berhasil mendulang prestasi di ajang motocross tingkat nasional. Siswa yang masih duduk di bangku kelas III SD itu belum lama ini menyabet juara motoprix seri 3 tingkat nasional.
GUNAWAN, Gunungkidul, Radar Jogja
MESKI usianya baru menginjak 11 tahun, prestasi yang dicatatkan Vida Ega Pratama terbilang cukup mentereng. Crosser cilik itu menggondol prestasi dalam ajang bergengsi Kejurnas Motorprix Seri 3 di Sirkuit Bukit Peusar Tasikmalaya, Jawa Barat, 21-22 September 2019.
Veda sendiri memiliki embrio pembalap yang ‘diwariskan’ sang ayah Darmono di ajang Kejurnas Motocross hingga kelas SE65 cc novice. Kemudian pembalap yang akrab disapa Momon ini mulai mengarahkan puteranya untuk balap di lintasan aspal.
Turun dalam motoprix seri 3 kelas ECU std U-12, kemenangan Veda berlangsung cukup dramatis karena salip menyalip hingga garis finish. Meski awalnya sempat kesulitan, lambat laun pembalap cilik ini mulai menemukan ritmenya. Satu per satu pembalap di depannya berhasil dilewati hingga kemudian merangsek. “Di lap ke-8 berhasil ke posisi kedua, lalu finish pada posisi pertama,” kata Darmono akhir pekan lalu.
Untuk memperebutkan podium, suasana sangat menegangkan. Veda sempat tertinggal oleh pembalap tuan rumah. Namun modal ritme yang tenang, akhirnya mampu menuntaskan lap tersebut di posisi pertama. “Dengan hasil ini, Veda menjadi juara dalam kejurnas motoprix seri 3 kelas ECU std U-12,” ujarnya.
Menurutnya, capaian itu bisa jadi batu loncatan untuk menggapai prestasi yang lebih baik lagi. Hasil yang diraih sang buah hati itu tak lepas dari sejumlah latihan yang dilakukan. Meski di daerahnya belum didukung sarana memadai, tetap giat berlatih. “Selama ini latihan di lahan kosong Pasar Sapi Siyono,” ungkapnya.
Keluarga yang tinggal di Desa Wareng, Wonosari itu mengungkapkan jadwal anaknya kian padat. Tahun depan ditawari Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua oleh KONI DIJ kelas usia di bawah 20 tahun.
“Kalau di atas kertas sebenarnya Veda mampu, tetapi saya masih mempertimbangkan kematangannya karena usia dia masih 11tahun, saya khawatir terjadi sesuatu,” ungkapnya.
Sementara itu, Veda, pelajar SDN IV Wonosari ketika ditanya mengaku siap jika nanti diberi kepercayaan kedua orang tua untuk mengikuti PON 2020. Hanya saja, sebagai anak tetap mengikuti saran dari orang tua, karena itu pasti terbaik.
“Saya sangat merindukan bangku sekolah ketika mengikuti event. Banyak teman-teman di sekolah jadi ramai,” kata Veda, bocah kelahiran Gunungkidul, 23 November 2008, ini. (*/laz)