SURABAYA – Produk kopi olahan Jawa Timur (Jatim) mendapat tempat di pasar internasional. Dua tahun terakhir, kinerja ekspor kopi olahan yang berupa kopi bubuk dan kopi instan terus meningkat. Pasar ekspor utama kopi olahan Jatim adalah negara-negara Asia dan Timur Tengah.
Sekretaris Gabungan Eksportir Kopi Indonesia Jatim Ichwan Nursidik mengatakan, kopi olahan yang berorientasi ekspor adalah kopi siap seduh. Kopi instan, imbuh dia, adalah kopi 3 in 1 yang dilengkapi gula dan krimer. ’’Prospek ekspor kopi olahan bagus. Tiap tahun tumbuh,’’ ujarnya (11/10).
Pada 2017, volume ekspor kopi olahan Jatim berkisar 3,5 juta kilogram. Angka tersebut meningkat pada tahun berikutnya. Yakni, menjadi 8,7 juta kilogram. Tahun ini, periode Januari sampai September, angka itu menjadi kira-kira 9,7 juta kilogram. Artinya, selama sembilan bulan saja, capaian tahun lalu terlampaui.
Selama ini, empat produsen Jatim rutin mengekspor kopi olahan ke Malaysia, Taiwan, Timor Leste, dan beberapa negara di Timur Tengah. Keempatnya adalah PT Aneka Coffee Industry, PT Santos Jaya Abadi (Kapal Api), PT Supreso atau PT Indraco Jaya Perkasa, dan PT Trimenggolo Dento (Kopi Glatik). Tahun ini, bakal ada satu produsen lagi yang menyasar pasar ekspor. Yakni, Wings Food. ’’Tahun ini TOP Coffee (Wings Food) akan mengekspor ke Filipina,’’ ucapnya.
Selain kopi olahan, Jatim juga mengekspor biji kopi. Baik arabika maupun robusta. Namun, pada 2017–2018, tren ekspor biji kopi turun. Pada 2017, ekspor arabika tercatat 4,75 juta kilogram dan robusta 68,5 juta kilogram. Tahun lalu, volumenya turun menjadi 4,38 juta kilogram dan 53,79 juta kilogram. (res/c18/hep)