Selamatkan Generasi dari Bunuh Diri

- Sabtu, 12 Oktober 2019 | 12:27 WIB

Merasa putus asa? Muncul ide bunuh diri? Ada pengalaman terkait? Jika jawabannya ya, orang tersebut berisiko mengalami gangguan jiwa.

 

RADEN RORO MIRA, Samarinda

 

DALAM Seminar kesehatan mental bertema Dunia Belum Berakhir, Menyelesaikan Masalah Tanpa Harus Bunuh Diri, Kamis (10/10), di Aula Dispora Kaltim. Dibeberkan mengenai risiko bunuh diri beserta pencegahannya.

Salah satu pemateri, dokter spesialis kesehatan jiwa RSKD Atma Husada Mahakam Jaya Mualimin menyebut, ada karakter khusus orang sengaja mengakhiri hidup.

Biasanya berangkat dari pengalaman atau lingkungan sekitar ada yang bunuh diri. Sehingga merasa ada motivasi. Bahkan, merencanakan tanggal cantik untuk mati.

Menurut penelitian yang dijelaskan Jaya, dalam tubuh ada hormon serotonin. Hormon pemberi rasa nyaman dan senang. Merupakan neurotransmitter dan berkaitan dengan depresi. Semakin rendah kadar serotonin dalam tubuh seseorang, semakin tinggi ide bunuh diri.

“Neurotransmitter serotonin yang rendah mampu membuat signifikan ide bunuh diri ekstrem. Misal menabrakkan diri pada kereta yang melaju,” paparnya.

Sementara itu, dari kacamata psikolog Rani Meita Pratiwi mengibaratkan masalah seperti baju dan lemari. Semakin baju dijejalkan, semakin tak sanggup lemari menampung.

Masalah harus diselesaikan. Jangan biarkan menumpuk. Kesehatan mental sering dianggap tabu. Padahal, sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

“Jika memang ada apa-apa. Harus kita akui. Jangan takut jujur. It’s okay to not be okay. Kemudian terima diri. Mau diubah, dari aditif menjadi adaptif,” jelas Rani saat menyampaikan materi tentang pencegahan bunuh diri.

Dia mengatakan perlu diwaspadai orang yang suka menyendiri. Ada banyak faktor. Menarik diri dari lingkungan, tidak fokus memikirkan sesuatu. Maka ketika mungkin orang itu butuh kawan cerita, jangan beri stigma.

“Setelah mengakui dan terima diri, hubungi orang terdekat untuk share masalah. Lalu sibukkan diri, cari aktivitas. Dari situ mendapat rasa nyaman. Nah, jika belum cari bantuan profesional,” ucap psikolog Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Tanah Merah Samarinda itu.

Secara kompak, baik Jaya maupun Rani mengungkapkan, kesehatan mental bukan hal sepele. Jika menemukan orang terdekat dengan gerak-gerik mencurigakan, jangan dibiarkan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X