AISSS...!! Ternyata, Fisik Pasar Baqa Baru 50 Persen

- Jumat, 11 Oktober 2019 | 11:33 WIB

SAMARINDAProyek Pasar Baqa di Jalan Sultan Hasanuddin, Samarinda Seberang, yang diikrarkan dua tahun rampung. Kini, malah membuat dua ASN dan satu kontraktor masuk bui. Lima tahun berselang, sejak pembangunan 2014. Sekarang, bangunan pasar dua lantai itu mangkrak. Bukan tanpa sebab, 2016 lalu, badai defisit menerpa Kota Tepian, membuat proyek itu dihentikan. Tercium juga bau anyir kasus korupsi.

Sementara itu, pedagang yang waktu itu berjualan di bangunan lama, dipindah ke lahan Pemkot Samarinda yang dulunya digunakan oleh KNPI. Terdapat 500 lapak di Pasar Baqa pada 2014, kini hanya 250-an. Lalu, pedagang lain ke mana? Kepala Unit Pasar Baqa Fachrudin Nor mengaku satu pedagang memiliki dua sampai tiga lapak. Dia berdalih bahwa keseluruhan pedagang telah mendapatkan tempat. "Semua terbagi dan pembagian saya berikan langsung kepada kepala kelompok masing-masing. Kayak sayur, daging, dan baju," jelasnya saat ditemui, Rabu (10/10).

Sebelumnya, kawasan KNPI tersebut terletak sejauh 230 meter dari lokasi pembangunan Pasar Baqa. Para pedagang tidak mengetahui pasti, kapan mereka kembali. Keluhan terlontar dari aspek pendapat hingga petak yang tidak layak guna. Berbagai perbaikan seperti atap atau talang pun harus merogoh kocek pribadi.

Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Cecep Herliy menyampaikan, jika ajuan pembangunan lanjutan selalu diprogramkan. Namun, pemegang kebijakan bukan di tangannya. "Saya enggak bisa bilang iya atau tidak soal itu," ujarnya.

Anggaran yang dikeluarkan oleh Pemkot Samarinda pada 2018 sebesar Rp 4,6 M hanya digunakan untuk pengecoran dak beton (lantai) atas. Cecep menambahkan dirinya tidak mengetahui target selesai yang tertera dalam DED. Dia berdalih, pembangunan awal bukanlah pihaknya yang menangani. "Kami hanya melanjutkan," tegasnya.

Sementara pembangunan kelanjutan pasar, dirinya tidak dapat memastikan target final. Pasalnya, menyesuaikan anggaran yang dikeluarkan pemkot. Untuk fisik sendiri, sesuai pantauannya baru terbangun 50 persen. "Itu dihitung dari struktur bangunan ya," ucapnya.

Selain itu, dilihat dari jumlah dana yang telah dikeluarkan baru 40 persen dari dana awal yang diminta. Dia menuturkan dana awal pembangunan Rp 55 M. Pihaknya pun harus me-review ulang harga untuk pengajuan pembangunan. Dia menambahkan, anggaran telah keluar dalam tiga tahap. Yang pertama Rp 3,17 M, kedua Rp 8,1 M dan terakhir 2018 Rp 4,8 M.

Sedangkan masalah item yang dikurangi dalam pembangunan awal. Dia akan mengirim tim untuk mengkroscek sebelum dilanjutkan pembangunan. "Itu pun kalau ada dana yang keluar untuk itu," tutupnya. (*/eza/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X