Turki Lanjutkan Operasi Militer

- Jumat, 11 Oktober 2019 | 10:41 WIB

DAMASKUS – Pertempuran antara tentara Turki dan Syrian Democratic Force (SDF) berlanjut pada hari kedua. Negara bekas Kesultanan Ottoman itu terus membombardir wilayah timur laut Syria sambil perlahan bergerak ke selatan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa tentara Turki bersama Free Syrian Army terus berusaha membebaskan desa-desa di dekat perbatasan dari ancaman teroris. Menurut dia, pihaknya sudah membunuh 109 ’’teroris’’ pada hari pertama operasi Peace Spring. Dia menambahkan, tak lama lagi dirinya bisa menjangkau perbatasan sepanjang 350 kilometer.

’’Insya Allah, kami akan menghancurkan kepala ular-ular tersebut secepatnya,’’ ungkapnya kepada Agence France-Presse.

Erdogan meminta dunia agar tidak khawatir terhadap aksi yang dilakukan selama dua hari terakhir. Dia menuturkan, prediksi yang menyatakan bahwa ISIS bakal bangkit lagi jika Turki melakukan operasi militer tidak tepat. Dia memastikan bahwa tahanan ISIS bakal diambil alih. Selanjutnya, 70 ribu simpatisan ISIS di kamp SDF bakal direhabilitasi.

’’Wahai Uni Eropa, jawaban kami sederhana jika kalian tetap melabeli operasi kami sebagai invasi. Kami tinggal membuka pintu dan mengirim 3,6 imigran ke negara kalian,’’ ungkap pria berusia 65 tahun itu.

Sejak awal, Turki terus menegaskan bahwa operasi yang dilakukan bukanlah serbuan militer. Mereka hanya mengamankan daerah agar 3,6 juta pengungsi Syria yang sudah lama terlunta-lunta di Turki bisa kembali. Menurut mereka, pengungsi tak mau kembali karena takut dengan ekstremis.

Yang dimaksud ekstremis bukan hanya ISIS. Daftar teroris Turki termasuk kelompok militan Kurdi seperti YPG. Di mata mereka, YPG yang menjadi pasukan utama SDF merupakan kepanjangan PKK alias Kurdistan Workers' Party yang sudah lama berstatus pemberontak.

Masalahnya, dunia tahu bahwa SDF merupakan pemeran utama dalam perang melawan ISIS. Mereka merupakan satu-satunya pasukan yang berhasil menahan ekspansi ISIS di Syria. Mereka juga sekutu satu-satunya AS dalam memburu ISIS sampai markas terakhir.

’’Situasi ini bisa mengakibatkan keamanan Syria yang baru dicapai kembali hancur,’’ ujar Jenderal Joseph L. Votel. Beberapa bulan lalu dialah kepala komando pasukan AS melawan ISIS.

Memang, keadaan di Syria belum bisa dipastikan. Berbagai klaim berbeda keluar dari beberapa pihak. LSM Observatory menyatakan bahwa ada 19 petarung SDF dan delapan warga sipil yang terbunuh. Selanjutnya, Jubir SDF Mustafa Bali menyebut jumlah korban yang lebih sedikit. Yakni, tiga petarung SDF lima warga sipil.

Namun, pengamat menuturkan bahwa operasi Turki jauh melebihi perkiraan publik. Direktur Riset Washington Institute for Near East Policy Soner Cagaptay, Turki cerdik dalam menyusun serangan. Mereka memilih memasuki kota-kota dengan mayoritas warga etnis Arab seperti Yabisa dan Tel Fander.

’’Ankara tahu bahwa mereka tak akan diusir dari sana. Sebab, mereka tahu Turki sangat ramah terhadap etnis Arab,’’ ungkapnya kepada Al Jazeera. (bil/c22/dos)

 

 

Apa Dampak Serangan Turki?

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X