Barisan Ibu-Ibu Hebat Peraih Medali Emas di Kejuaraan Dunia Atletik 2019

- Kamis, 10 Oktober 2019 | 13:02 WIB

MENJADI atlet sekaligus seorang ibu merupakan tugas superberat yang dijalani empat atlet yang berkibar di Kejuaraan Dunia 2019. Mereka yakni, Nia Ali (30 tahun), Allyson Felix (33 tahun), Shelly-Ann Fraser-Pryce (32 tahun), dan Liu Hong (32 tahun). Mereka mampu membuktikan, sebagai seorang ibu mereka tetap bisa bersaing dengan atlet yang lebih muda sekalipun.

 

===

KETIKA ibu-ibu mulai mengguncang dunia tak ada satupun yang bisa menghentikan mereka. Salah satu contohnya saat ibu-ibu muda menggebrak panggung Kejuaraan Dunia Atletik 2019 yang berlangsung Doha Qatar 27 September sampai 6 Oktober 2019.

Nia Sifaatihii Ali menjadi contoh paling nyata. Ibu dua orang anak tersebut memberikan perlawanan di ajang selevel Kejuaraan Dunia. Hebatnya lagi, dia meraih emas nomor 100 meter lari gawang, setahun setelah dia melahirkan putri keduanya, Yuri.

Dia mengambil pose membelakangi lintasan atletik di Stadion Khalifa Internasional. Lalu membentangkan bendera Amerika Serikat sembari menggendong Yuri. Di sebelah kirinya Titus mengikuti aksi sang ibunda menebar senyuman di depan kamera.

Ajang Kejuaraan Dunia merupakan kesempatan kedua buat Ali. Dia membuktikan dirinya masih layak bersaing. Pada 2016, Ali berhasil mendulang medali perak Olimpiade Rio 2019, sekitar setahun pasca melahirkan Titus. Perjuangan recovery pasca kehamilan dan melahirkan menjadi momentum krusial bagi para ibu-ibu kembali ke lintasan atletik. Pengalaman sebelumnya menjadi modal penting Nia Ali saat menjalani pemulihan pasca kelahiran.

Hasilnya, dia finis tercepat di nomor 100 meter lari gawang dengan catatan waktu 12,34 detik. Torehan tersebut menjadi spesial buat Ali, karena menjadi personal best sepanjang karirnya. "Hanya karena kamu seorang ibu, bukan berarti kamu tidak bisa tampil di sana dan melanjutkan karir sebagai atlet yang hebat, papan atas dan level dunia," papar atlet kelahiran Norristown, Pennsylvania, Amerika Serikat sebagaimana dikutip NBC Sports.

Kisah tak kalah heroik datang dari rekan senegara Ali, Allyson Felix. Salah satu sprinter terhebat yang pernah dimiliki Amerika Serikat itu baru berlatih intensif pada Juli 2019 lalu. Sebelumnya Felix melahirkan putrinya yang bernama Camryn lewat operasi caesar saat usia kehamilannya 32 minggu, pada 28 November 2018 silam.

"Banyak kerja keras, juga kesulitan, dalam setahun ketika kesehatan saya dan putri saya dalam bahaya," kata Felix dikutip situs resmi IAAF. Dia paham betul tidak berjuang sendirian. Dukungan banyak pihak turut hadir demi menguatkan sosok peraih 13 medali emas sepanjang keikutsertaannya di pentas Kejuaraan Dunia sejak 2005 hingga 2019.

Prestasi tersebut sekaligus menjadi rekor koleksi emas terbanyak di dunia saat ini. Mengalahkan raihan 11 emas milik Usain Bolt, sprinter legendaris Jamaika yang sudah pensiun. Di edisi 2019,  Felix memang tidak turun di nomor spesialisasinya 200 meter dan 400 meter perorangan.

Tetapi, dia tetap tampil maksimal dalam membantu tim estafet Amerika Serikat meraih medali emas di nomor estafet campuran dan 4x400 meter estafet putri. Dia mendapat banyak masukan dari Shelly-Ann Fraser-Pryce (SAFP), sprinter yang juga seorang ibu lainnya dari Jamaika. "Saya merinding melihat Shelly-Ann. Kami banyak diskusi tahun ini, juga saling menguatkan, Dia memberikan dukungan yang luar biasa," katanya.

SAFP juga membawa pulang dua medali emas dari Doha. Dia menjadi wanita tercepat di jagad raya setelah mencatatkan waktu 10,71 detik di nomor lari 100 meter, mengalahkan pelari muda Inggris Dina Asher-Smith (10,83 detik). "Berdiri di sini, setelah melakukan semua ini pada usia 32 tahun dan menggendong bayi di sana, adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan," ucap Shelly-Ann.

Selain mereka, ada seorang atlet lainnya yang berstatus sebagai seorang ibu. Dia adalah atlet jalan cepat Tiongkok, Liu Hong. Atlet 32 tahun itu menjadi kampiun di nomor 20 kilometer jalan cepat Kejuaraan Dunia 2019. Catatan waktunya  1jam, 32,53 detik mengalahkan dua rekan senegaranya, Qienyang Shenjie (1 jam, 33,10 detik) dan Yang Liujing (1 jam 33,17 detik).

Dia melahirkan pada 20 November 2017 silam. Kala itu, berat badannya naik di kisaran 70 kilogram. Hong terbentur tradisi Tiongkok, yakni ketika seorang wanita hamil dan melahiran, dia butuh istirahat yang cukup lama. Setelah enam bulan berikutnya dia kembali berlatih tetapi kondisinya belum kembali 100 persen.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X