Baterai Ion Litium Menangkan Nobel Kimia

- Kamis, 10 Oktober 2019 | 11:35 WIB

Baterai ion litium sudah jamak dipakai. Salah satunya, pada telepon genggam. Namun, baru kemarin (9/10) tiga ilmuwan pencipta baterai tersebut meraih penghargaan Nobel di bidang kimia.

SITI AISYAH, Jawa Pos

’’INI luar biasa. Saya sangat terkejut.’’ Pernyataan itu dilontarkan Akira Yoshino kepada para jurnalis saat ditanya tentang perasaannya ketika diberi tahu bahwa dia memenangkan Nobel. Peneliti asal Jepang itu tak sendiri. Dia berbagi hadiah dengan John Goodenough dari AS dan M. Stanley Whittingham asal Inggris.

Mereka bertiga adalah orang-orang yang berjasa menciptakan baterai ion litium. Baterai yang dayanya bisa diisi ulang itu kini dipakai pada banyak hal. Mulai telepon genggam, laptop, mobil listrik, mainan, hingga peralatan rumah tangga.

’’Baterai litium telah merevolusi hidup kita sejak ia kali pertama masuk pasar pada 1991. Ia telah memberikan manfaat besar bagi umat manusia.’’ Demikian bunyi pernyataan juri Nobel Kimia. Baterai tersebut ringan dan memiliki daya yang besar.

Yang membuka jalan atas penemuan besar itu adalah Whittingham. Saat krisis minyak pada dekade 1970-an, Whittingham menciptakan teknologi penghasil energi yang tidak bergantung kepada minyak.

Dia menggunakan logam litium di anode dan ion litium diselipkan di titanium disulfida untuk katode. Lahirlah baterai ion litium. Sayangnya, ketika diisi ulang beberapa kali, baterai itu rawan meledak.

Untuk meningkatkan keamanannya, kala itu Whittingham mengombinasikan litium metalik dengan aluminium di anode. Namun, baterainya hanya memiliki daya 2 volt. Goodenough mengembangkan karya Whittingham. Warga AS kelahiran Jerman itu memprediksi bahwa katode bisa ditingkatkan jika dibuat dari logam oksida, bukan sulfida. Profesor di University of Texas, Austin, itu akhirnya menggunakan kobalt oksida untuk meningkatkan baterai litium menjadi 4 volt pada 1980.

Lima tahun kemudian giliran Yoshino yang mengembangkan temuan itu. Dia menggunakan material yang berbahan karbon untuk menyimpan ion litium. Hasilnya adalah baterai yang bisa diisi ulang daya, ringan, dan kuat. Itu baterai pertama yang bisa dikomersialkan.

Goodenough mengungkapkan bahwa kali pertama membuat percobaan dirinya tidak membayangkan bahwa baterai litium itu akan luar biasa berguna seperti saat ini. ’’Saya tidak menyangka itu akan berguna untuk telepon seluler, kamera, dan bebagai hal lainnya,’’ ujar ilmuwan 97 tahun tersebut.

Goodenough adalah peraih Nobel tertua untuk semua kategori. Kemarin dia mendapat dua penghargaan prestisius sekaligus. Yaitu, Nobel Kimia dan Medali Copley dari Royal Society di London, Inggris. Setelah puluhan tahun, karyanya akhirnya diapresiasi.

Yang unik, Yoshino ogah menggunakan telepon genggam. Padahal, di telepon genggam tersebut ada baterai penemuannya. Ilmuwan yang bekerja di Asahi Kasei Corporation itu baru menggunakan telepon genggam beberapa tahun belakangan ini.

Yoshino mengungkapkan bahwa untuk menjadi ilmuwan yang baik harus memiliki dua hal. Yaitu, otak yang fleksibel dan kegigihan. ’’Anda harus tetap gigih dan tidak pernah menyerah,’’ saran profesor di Meijo University itu. (*/c4/dos)

Baterai Ion Litium Itu...

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X