Bersesak-sesakan dengan Barang Dagangan

- Rabu, 9 Oktober 2019 | 11:46 WIB

LIMA tahun lalu, tepatnya 2014, ratusan pedagang di Pasar Inpres atau lebih dikenal dengan sebutan Pasar Baqa di Jalan Hasanuddin, Kelurahan Baqa, Kecamatan Samarinda Seberang, direlokasi. Mereka ditempatkan di lokasi pasar sementara, di halaman lapangan olahraga KONI Samarinda. Letaknya berada sekitar 100 meter dari tempat sebelumnya.

Pemindahan itu bukan tanpa alasan. Pemkot melalui Dinas Pasar Kota Samarinda, ketika itu dikepalai Sulaiman Sade, akan melakukan rehab bangunan pasar lama menjadi permanen seperti halnya sejumlah pasar tradisional lainnya.

Rencana itupun disambut baik pedagang. Mereka dengan sukarela dipindahkan sementara, tapi dengan catatan tidak dipungut biaya sewa lapak khususnya pedagang yang memang sudah memiliki lapak berjualan di pasar lama yang akan direhab.

"Katanya (Dinas Pasar) paling lama 3 tahun selesai dibangun, tapi kenyataanya sampai sekarang tidak jadi-jadi," ucap pedagang sembako di pasar sementara Idah (50) dengan nada suara kesal,.

Sejak 1989, Ida sudah berjualan di Pasar Baqa. Awalnya dia hanya menempati lapak berkuran 2x2 meter, namun seiring berjalannya waktu lapak miliknya di pasar lama itu meluas.

"Jelas beda lapak di sini (pasar sementara) dengan di sana (pasar lama). Kalau di sini tidak muat untuk barang banyak, makanya lapak saya terlihat sesak," ujar Idah.

Meski begitu Idah mengakui soal keamanan di pasar sementara terjamin. Tapi tidak dengan kondisi bangunan pasar sementara yang dikatakannya kini atapnya banyak yang bocor bahkan di depan lapak miliknya.

"Dan jalannya juga becek," timpal Ida. Sama halnya dengan Idah Maria (39), juga pedagang sembako yang sudah mengikuti berjualan orangtuanya sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Idah juga mengeluhkan kondisi pasar sementara yang semakin hari bertambah sesak.

"Lapak saya di sana juga besar. Tidak seperti di sini cuma kebagian 2x2 meter dan tidak boleh diperbesar," tutur Maria. Maria juga mengeluhkan perbedaan pengunjung di pasar sementara dengan pasar lama yang menurutnya sangat jauh.

"Turunnya sekitar 30 persen. Penyebabnya ya karena orang (pembeli, Red) malas masuk ke sini. Jalannya sempit, becek kalau hujan. Bagaimana mau berbelanja. Apalagi sekarang banyak juga pasar dadakan di luar," ucap Maria.

Tentu Idah maupun Maria mengharapkan agar bangunan Pasar Baqa lama dapat segera diselesaikan dan mereka juga dipindahkan kembali.

"Saya tidak tahu kalau anggaran untuk membangun pasar itu di korupsi," pungkas Maria sedikit kaget sekaligus penasaran.(oke/beb)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X