WADUHHH..!! Harga Batu Bara Terus Merosot

- Rabu, 9 Oktober 2019 | 11:36 WIB

Pertumbuhan perekonomian Kaltim tahun ini terancam mengecil. Pasalnya batu bara yang menjadi komoditas andalan Bumi Etam sedang tertekan. Memasuki kuartal terakhir tahun ini, harga emas hitam berada di posisi USD 64,8 atau setara Rp 907 ribu per ton (kurs Rp 14.000 per dolar).

 

BALIKPAPAN – Harga batu bara acuan (HBA) pada Oktober tersebut merosot 1,5 persen ketimbang September lalu di angka USD 65,79 per ton. Kondisi ini tentu menjadi perhatian bagi Bumi Etam. Mengingat kontribusi pertambangan terhadap perekonomian daerah masih paling besar, mencapai 46 persen.

Komite Tetap Pengembangan Energi Batu Bara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kaltim Nazarudin, mengatakan, saat ini pengusaha sudah merasakan anjloknya harga batu bara. Efisiensi juga sudah mulai dilakukan para pengusaha. “Hampir sama seperti 2014 lalu. Harga batu bara anjlok. Ya mau tidak mau kita mengencangkan ikat pinggang. Sekarang yang kami butuhkan policy dan solusi. Semuanya ada di pemerintah,” terangnya, Selasa (8/10).

Menurutnya, saat ini regulasi yang ada tidak berimbang. Di Kaltim contohnya, seolah-olah dibiarkan saja. Bahkan izin usaha pertambangan (IUP) sekarang dibatasi. Di sisi lain, batu bara masih menjadi penyumbang produk domestik regional bruto (PDRB) tertinggi di Kaltim.

Paling tidak, sambungnya, kebijakan yang dibuat berimbang juga ke pengusaha. Kemudian, konsumsi dalam negeri juga belum maksimal. Dari masalah pembayaran dan harga, lokal masih belum seksi di mata pengusaha. “Tapi, pemerintah perlu menggaungkan konsumsi lokal. Yang penting harga masuk, dan kalau terjadi penurunan harga acuan batu bara tidak terlalu berdampak,” terangnya.

Dia berharap, gubernur kali ini bisa memberikan ruang bagi perusahaan tambang. Dibatasi boleh, tapi harus jelas. Perizinan dan peraturan yang dikeluarkan diharapkan mampu menggerakkan roda ekonomi Kaltim. “Kita tahu, kalau harga batu bara ini anjlok pasti berpengaruh kepada kondisi ekonomi. PDRB sangat mendominasi, turun dikit saja sudah memberikan pengaruh besar,” terangnya.

Pergerakan HBA Oktober masih dipengaruhi sentimen yang sama seperti sebelumnya, yakni efek perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Penurunan HBA disebabkan adanya sentimen negatif terhadap pasar batu bara. Pemicunya, isu kuota impor Tiongkok serta penurunan permintaan di Eropa dan Asia Timur yang disebabkan kenaikan penggunaan LNG, nuklir dan energi terbarukan.

Selain itu, 75 persen komponen pembentuk HBA mengalami penurunan setidaknya 2 persen. Nazarudin memprediksi, harga batu bara bertahan di level USD 60-an per ton hingga akhir tahun ini. Meski ada kenaikan atau perubahan harga, hal itu tidak akan signifikan.

Diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi batu bara Indonesia hingga awal Agustus mencapai 237,55 juta ton, atau sekitar 48,51 persen dari target produksi tahun ini yang mencapai 489,73 juta ton. Kendati demikian harga acuan batu bara masih merosot dan berada di angka USD 65,79/metrik ton.

Untuk diketahui, Kaltim memiliki luas lahan tambang sebesar 5,2 juta hektare. Dari luas tersebut, pada 2017 sebanyak 1.143 IUP diterbitkan di Kaltim. Kabupaten Kutai Kartanegara paling banyak menerbitkan IUP pada 2017 yaitu 625 IUP. Sedangkan, Produksi batu bara di Kutai Kartanegara pada 2017 mencapai 86,98 juta ton.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk Cahyono mengatakan, harga batu bara memberikan efek kepada penurunan ekspor. Namun, diproyeksikan peningkatan permintaan batu bara akan terjadi menjelang musim dingin untuk kebutuhan penghangat ruangan.

Menurutnya, masih banyak produk Kaltim yang melimpah, seperti crude palm oil (CPO), migas, perikanan, lada, karet dan lainnya. Ini berpotensi untuk dilakukan industri olahan. “Selain itu, penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak dengan tetap memperhatikan aspek daya dukung lingkungan, disertai jalan keluar untuk tidak terjebak kepada komoditas mentah yang terus tertekan,” jelasnya. (aji/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X