Assad Siap Rangkul Etnis Kurdi

- Rabu, 9 Oktober 2019 | 11:30 WIB

DAMASKUS – Tenda-tenda besar bermunculan di Kota Ras Al Ain, Tal Abyad, dan Kobane sejak Senin (7/10). Warga etnis Kurdi berkumpul di dalam kemah yang letaknya tak jauh dari wilayah paling selatan Turki. Ya, mereka berdemo.

Masyarakat yang sudah lama tinggal di timur laut Syria itu berencana menghadang militer Turki dengan tubuh mereka sendiri. Sepertinya, mereka ingin mencari cara damai untuk menarik dukungan internasional. ”Mereka ingin menjadi tameng manusia,” ujar Arin Sheikhmous, aktivis komunitas Kurdi, kepada Al Jazeera.

Sheikhmous ikut memimpin ratusan pengunjuk rasa di depan kantor PBB di Kota Qamishli. Mereka meminta agar lembaga perdamaian dunia tersebut bisa turun tangan. Menurut pria 31 tahun itu, semua kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut resah. Baik etnis Kurdi, Arab, maupun etnis Kristen Asyiria.

”Kami takut akan ada pembantaian jika Turki menginjakkan kaki di wilayah ini. Wilayah ini adalah satu-satunya yang terbebas dari serangan saat perang sipil terjadi,” ungkap Sheikhmous.

Wajar jika kaum Kurdi senewen. Penyokong terbesar mereka, angkatan bersenjata AS, baru saja angkat kaki. Sementara itu, tentara Turki, kubu yang selalu melabeli Kurdi sebagai teroris, akan masuk. Syrian Democratic Force (SDF), kelompok militan yang menguasai wilayah tersebut, harus mempertahankan wilayah mereka.

”Keputusan mereka (AS) akan merusak hubungan dan kepercayaan selama ini. Apa pun itu, kami wajib mempertahankan wilayah ini,” ungkap Jubir SDF Mustafa Bali kepada Agence France-Presse.

Di tengah semua kesusahan itu, rezim Bashar Al Assad muncul. Mereka mengatakan siap merangkul etnis Kurdi dan melindungi dari serangan Turki. Asalkan, mereka mau kembali dalam aturan pemerintah Damaskus.

”Kami akan mempertahankan kedaulatan seluruh wilayah Turki. Tak ada pendudukan yang boleh dilakukan di sini,” ungkap Wakil Menteri Luar Negeri Syria Faisal Mekdad kepada Al Watan.

Saat ini, SDF merupakan penguasa de facto wilayah timur laut Syria. Wilayah yang mereka duduki mencapai hampir seperempat dari total wilayah Syria. Namun, sejak AS menyatakan ingin berhenti mencampuri urusan Syria, mereka terpaksa mempertimbangkan untuk kembali bersatu dengan pemerintah Assad.

”Negara ini menyambut semua rakyatnya. Karena itu, kami meminta kepada yang tersesat untuk segera kembali,” ungkap Mekdad.

Iran, sekutu terdekat Syria, ikut menolak operasi militer yang bakal dilakukan Turki. Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif meminta agar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bisa menghormati kedaulatan Syria. Dia menegaskan bahwa operasi itu justru bakal membuat keamanan di Turki makin rawan.

Hal itulah yang membuat tokoh politik di AS geregetan. Pasalnya, risiko ISIS kembali bangkit lebih tinggi dengan operasi militer. Sepuluh ribu tahanan ISIS yang masih berada di kekuasaan SDF bisa saja kabur saat konflik terjadi.

Yang paling penting, AS bakal kalah dalam perang proksi melawan Rusia. ”Pencabutan personel di Syria hanya akan menguntungkan Rusia, Iran, dan rezim Assad,” ujar Senator Mitch McConnell. McConnell merupakan salah satu politikus Republik yang akhirnya angkat bicara memprotes keputusan Trump.

Trump pun mencoba membela diri. Dia mengatakan bahwa Turki tak akan memulai genosida di perbatasan. Jika Erdogan melewati batas, dia siap memberikan sanksi ekonomi sebagai hukuman. Sayang, ancaman itu tak digubris Turki.

”Turki bukanlah negara yang bertindak berdasar ancaman,” ujar Wakil Presiden Turki Fuat Oktay.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X