Sumber Air Baku Waduk Manggar Menipis

- Selasa, 8 Oktober 2019 | 12:02 WIB

BALIKPAPAN – Hujan mulai turun, tapi tak intens. Sumber air baku di Waduk Manggar kian menipis. Sejak Agustus lalu levelnya di kisaran 9 meter. Terakhir dipantau 8,9 meter. Imbasnya warga yang ingin mengajukan sambungan baru masih harus bersabar. Kegiatan sambungan baru tertunda, menunggu hingga kondisi sumber air baku normal.

Hal ini harus dirasakan calon pelanggan yang terutama berada di wilayah barat, utara, dan selatan Balikpapan. “Permohonan saya sudah jalan 3 bulan. Belum jelas tanda-tandanya,” kata Madi, warga Jalan Padat Karya, Balikpapan Utara, kepada media ini beberapa waktu lalu.

Keluhan sama disampaikan Syahrani, warga Jalan S Parman. Ia malah sudah mengajukan lebih setahun. “Ada yang bilang masalahnya di pipa induk. Tapi ada juga yang bilang sementara dihentikan karena masalah air baku. Bingung juga mana yang betul,” katanya.

Direktur Teknik PDAM Balikpapan Arief Purnawarman, pelayanan sambungan baru terpaksa tertunda. Langkah ini diambil agar tidak mengganggu kondisi pelanggan yang sudah ada.

“Kecuali untuk wilayah timur Balikpapan masih ada pengembangan, khususnya untuk program rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” ujarnya. Sebab pelanggan rumah MBR mendapat bantuan pembangunan jaringan dari pemerintah. Dia menyebutkan, saat ini sambungan baru yang sudah terpasang sekitar 100 ribu pelanggan.

Tahun ini, pihaknya menargetkan ada 3.600 sambungan baru. Baik untuk pelanggan kategori MBR dan reguler. “Namun kalau kondisi seperti ini, kami masih belum bisa menambah sambungan. Takutnya mengganggu pelanggan yang sudah ada,” sebutnya.

Meski sambungan tertunda ini memang tidak berupa instruksi tertulis, namun imbauan dari direksi PDAM Balikpapan. Dia meminta agar calon pelanggan yang mengajukan sambungan baru bersabar dulu hingga kondisi sumber air baku normal kembali. Ini salah satu cara antisipasi memperpanjang umur waduk.

“Apabila dalam dua bulan ini sudah hujan dengan intensitas tinggi dan frekuensi sering. Saat kondisi sudah normal, sudah bisa segera tingkatkan pelayanan sambungan baru lagi,” sebutnya. Ada pun sambungan baru yang tertahan ini merupakan pengajuan yang dilakukan sejak September.

Sementara pada Agustus, PDAM Balikpapan masih sempat melaksanakan sambungan baru. “Jadi ini hanya ditangguhkan atau ditahan, bukan tidak diterima,” tegasnya. Arief menjelaskan, setiap ada pengajuan sambungan baru, pihaknya terlebih dahulu meninjau lokasi calon pelanggan tersebut.

Mengukur kemungkinan untuk aliran air, butuh berapa tekanan air ke daerah itu. Jika ternyata calon pelanggan ini berada di kawasan perumahan, maka akan ada perbedaan kesepakatan dibanding pelanggan reguler. “Kami pasti prioritaskan masyarakat, kalau perumahan biasanya ada tanggung jawab dari developer,” imbuhnya.

Tapi jika memang perumahan itu harus menggunakan aliran dari PDAM Balikpapan, tentu ada perjanjian. Contoh untuk perumahan elite, maka tarif dan golongan yang diberikan berbeda dari pelanggan reguler. Seperti diketahui, saat ini pasokan sumber air baku Balikpapan masih bergantung dengan Waduk Manggar.

Di mana, PDAM bisa memproduksi sebesar 1.400 liter per detik dari sumber tersebut. Sementara untuk kebutuhan normal hingga mengaliri 1x24 jam, PDAM harus memproduksi sebesar 1.700 liter per detik. Masih defisit sekitar 300 liter per detik. Mengatasi hal itu, pemerintah sudah membangun Waduk Teritip.

Meski operasionalnya masih belum optimal, hanya untuk mengaliri kebutuhan masyarakat sekitar wilayah Balikpapan Timur. Bantuan dari IPA Teritip tahap I sebesar 200 liter per detik. Sehingga meski telah terisi, Waduk Teritip belum banyak berpengaruh karena pemakaian masih kecil. Sebab serapan air yang belum optimal.

“Jaringan yang baru terbangun di wilayah Teritip baru sampai Jembatan Manggar,” katanya. Dia menjelaskan, targetnya pembangunan jaringan Teritip dari APBD kota ini menjangkau hingga TPA Manggar pada akhir tahun. Sementara dalam rencana pembangunan aliran Teritip akan dilakukan hingga wilayah Borneo Paradiso, Sepinggan.

“Kalau tahap pertama ini sudah optimal penggunaannya, nanti dilanjutkan dengan pembangunan tahap II sebesar 200 liter per detik lagi,” ujarnya. Meski ada pembangunan jaringan dari IPA Teritip, jalur existing yang ada sebelumnya tetap bisa digunakan pelanggan. Suplai dari Waduk Teritip sekitar 250 liter per detik. Hanya 25 persen dari kapasitas Waduk Manggar. (gel/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X