Bukan tentang Kekuatan Super

- Selasa, 8 Oktober 2019 | 10:35 WIB

Dari novel grafis hit yang rilis pada 1986, sempat dibikin filmnya pada 2009, kini Watchmen siap menghibur lewat serial televisi. Cerita yang diangkat dari jagat DC Comics itu tayang perdana di HBO mulai 20 Oktober.

 

SEJAK pertama mendapat tawaran mengerjakan serial Watchmen, produser eksekutif dan penulis Damon Lindelof menyatakan tidak akan membuat adaptasi atau sekuel dari komik karya Alan Moore dan Dave Gibbons itu.

”Aku memujanya (Moore) sebagai penulis. Ceritanya yang luar biasa aku kenal sejak berusia 13 tahun. Tapi, itu sakral, tidak boleh dibuat ulang. Satu-satunya cara adalah datang dengan ide baru. Cerita baru,” tuturnya dalam sesi Watchmen press junket di Gramercy Park Hotel, New York, AS, yang dihadiri Jawa Pos, Kamis (3/10).

Cerita komik Watchmen mengangkat isu politik, kultur, perang nuklir, dan pemimpin yang korup dalam alternate history. Namun, terasa sangat riil. Lindelof menggunakannya sebagai latar cerita. ”Apa yang terjadi 30 tahun kemudian?!” lontarnya.

Ide itulah yang dikembangkan oleh Lindelof. Menampilkan situasi di Tulsa, Oklahoma, September 2019. Vigilante bertopeng yang dulu dipuja bak pahlawan kini diperlakukan seperti penjahat. Sementara itu, polisi menggunakan penutup wajah yang berwarna kuning untuk melindungi identitasnya dari kelompok teroris yang memakai topeng mirip Rorschach, salah satu hero dalam versi komik Watchmen.

Setiap karakter ditampilkan dengan ”topeng” masing-masing. Lindelof menggambarkan dunia Watchmen meski mengambil setting waktu masa kini. Bedanya, masa kini di serial itu digambarkan tanpa koneksi internet, telepon seluler, dan komputer personal. Hanya teknologi sederhana. Hal itu–merujuk bagian akhir komik–dilakukan untuk mencegah invasi alien ke bumi. Isu politik, ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan, dan persoalan rasial juga jadi bahasan kuat dalam serial tersebut.  

Penulis dan produser yang berusia 46 itu membangun ketegangan sejak pertunjukan dimulai. Ada pembunuhan yang terjadi di awal. Investigasi kasus itulah yang menggerakkan cerita. ”Sebagaimana cerita orisinal Watchmen, aku berharap bisa memberikan kejutan di tiap episode. Ini sajian baru, tapi tetap membawa DNA asli,” tutur penulis serial Lost dan The Leftovers tersebut.  Yang tidak membaca versi komik pun tetap bisa mengikuti ceritanya.

Dalam trailer-nya, karakter-karakter ikonik versi komik seperti Adrian Feidt atau Ozymandias (diperankan oleh Jeremy Irons) dan Laurie Blake atau Silk Spectre II (Jean Smart) bakal muncul di serial. Yang juga bikin excited adalah kemunculan Dr Manhattan. Meski di trailer hanya ditampilkan lewat sosok biru dari arah belakang sedang mengambil topeng biru tanpa menunjukkan wajah.  

Lindelof juga menyuguhkan banyak karakter baru. Di antaranya, Sister Night (Regina King), Looking Glass (Tim Blake Nelson), Lady Trieu (Hong Chau), dan Will Reeves (Louis Gossett Jr).

Apakah Watchmen adalah cerita superhero? Lindelof tegas menjawab tidak. Karakter-karakter di dalamnya adalah manusia biasa. ”Serial ini tidak membicarakan siapa pahlawan, siapa penjahat,” bebernya. Yang lebih menarik, Lindelof melanjutkan, adalah kondisi psikologis yang dialami saat memakai topeng. ”Topeng sering kali justru mampu menunjukkan jati diri ketika sisi luar ditutup dengan topeng itu,” paparnya.

Aktor senior Louis Gossett Jr yang juga hadir dalam press junket tersebut mengungkapkan hal serupa. Menurut peraih Oscar lewat film An Officer and a Gentleman (1982) itu, topeng dalam Watchmen adalah simbol refleksi diri. ”Saat sendiri, dengan keluarga, dalam pekerjaan, kita kerap memasang 'topeng' yang berbeda-beda,” tuturnya. (nor/c11/jan/ndy/k8)

 

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X