Teh Timet dari Bawang Oleh-Oleh Inovatif Khas Kutim

- Senin, 7 Oktober 2019 | 14:04 WIB

Berawal dari survei ke petani bawang tiwai atau lebih dikenal dengan bawang dayak, Sugeng Lemu bersama tim KKN-nya berinovasi. Membuat minuman sehat dengan label “Teh Timet” atau singkatan dari Tiwai Melati.

 

BAHAN dasar bawang tiwai memiliki segudang manfaat, seperti mengurangi peluruh kemih, mengurangi mual dan muntah, menjadi pencahar, mengurangi mag, vertigo, ambeien, hingga migrain. Dipadu dengan melati yang memiliki aroma khas, hal itu berdampak positif. Mampu membuat minuman sehat itu menjadi yang harus dicari ketika bertandang ke Kutim, khususnya Kecamatan Sangatta Selatan.

Kaltim Post bertandang ke kediaman Sugeng, yang juga sebagai tempat produksi. Petani bawang dayak telah ditetapkan menjadi langganannya. Selain membantu perekonomian, bisa saling membantu. Salah satunya membeli hasil kebun petani di Desa Rindang Benua.

Sugeng merupakan orang yang pertama mencetuskan ide ini. "Kami beli tiwai seharga Rp 50 ribu per kilogram. Hitung-hitung bantu mereka juga. Hanya mencari melati yang susah, sampai Samarinda," ujarnya.

Membuat teh berbahan dasar bawang bukan hal mudah. Sugeng memerlukan beberapa kali percobaan hingga benar-benar berhasil. Cara menyatukan yang disebut Sugeng susah-susah gampang, jadi tantangan baginya. “Memilih tiwai, dicuci dengan air bersih, kemudian pemerasan dan ditiriskan 20 menit, barulah proses cincang,” ungkapnya. "Paling sulit itu saat dijemur, tidak bisa sembarangan. Harus terjaga higienis, kami saja harus menggunakan kaus tangan dan masker," sambungnya.

Menggunakan suhu 29–31 derajat selama tiga hari, melati yang diperoleh dijemur dengan metode khusus, sekira 1,5 meter di bawah seng. Menggunakan paranet agar tidak terganggu serangga. "Satu pak beratnya 3 ons, terdiri dari 2 ons tiwai dan 1 ons melati," terangnya.

Akan tetapi, dia kerap kesulitan dalam memasarkan produk tersebut. Sugeng baru menitipkan ke pusat oleh-oleh di Sangatta. Nantinya, menjajakan teh sehat tersebut ke badan usaha milik desa. Mendapat dukungan penuh dari Camat Sangatta Selatan Hasdiah, dia dan timnya semakin semangat mempertahankan produk sehingga bisa menjadi PAD desa.

"Minuman sehat penambah stamina serta mengurangi penyakit ini sudah saya bawa ke Diskes, rencana ingin ke BBPOM juga, inginnya bisa masuk ke pasaran dan tembus ke Sidomuncul," harapnya.

Selain itu, dia berharap, Timet dapat memotivasi PPL di seluruh kecamatan se-Kutim, sehingga saling bersinergi antara petani dan pelaku UMKM, serta mampu mengembangkan potensi daerah. “Sehari bisa produk sampai 30 pak. Saya harap, ini bisa jadi oleh-oleh yang disukai dari Kutim," ungkapnya. (*/la/dra/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X