Juni lalu (30/6) dalam konfrensi pers sebelum grand slam Wimbledon dimulai, Naomi Osaka sempat curhat colongan. Petenis 21 tahun tersebut berkeluh kesah di hadapan awak media tentang tekanan yang dia rasakan saat bertanding dengan embel-embel menduduki ranking satu dunia. “Secara mental, ternyata jauh lebih stres dari yang aku bayangkan,” ucapnya saat itu dilansir AFP.
Ketika itu Osaka baru kehilangan mahkota tersebut yang dia kuasai sejak Januari pasca menjadi kampiun grand slam Australia Terbuka. Ashleigh Barty yang mengambil alih posisi itu. Bukannya sedih, dia malah mengaku senang. “Beban di pundakku seperti terangkat,” ucap Osaka.
Kemarin petenis Jepang itu kembali membuktikan bahwa tanpa ember-embel ranking satu dunia permainannya jauh lebih ampuh. Osaka yang kini ada di ranking empat dunia merengkuh gelar ketiganya musim ini dari Tiongkok Terbuka di National Tennis Center Beijing.
Di final dia menumbangkan Barty yang kini menduduki ranking satu dunia. Petenis Australia itu dia kalahkan dalam tiga set 3-6, 6-3, 6-2. Gelar ini sekaligus membuat Osaka berturut-turut memenangi gelar di dua ajang terakhir yang dia ikuti. Pasalnya, tiga minggu lalu dia juga baru menjadi kampiun pada ajang Jepang Terbuka yang berlangsung di kota kelahirannya yakni Osaka.
Karena itu, tidak berlebihan jika permainan terbaik Osaka kini dianggap telah 'kembali'. Pasalnya, saat berada di ranking satu dunia, dia terus puasa gelar. Sampai tujuh bulan lebih. Setelah peringkatnya merosot, juara Amerika Serikat (AS) Terbuka 2018 itu kini malah bisa juara dua kali berturut-turut.
“Aku terus mengatakan ke diriku sendiri untuk tidak mau kalah,” ucap Osaka dilansir Kyodo News. “Kali ini aku tidak sesabar biasanya. Karena aku benar-benar ingin menang,” tambah pemilik lima gelar WTA Tour tersebut.
Kemenangan ini membuat Osaka menyamakan rekor head to head atas Barty. Skornya kini sama kuat 2-2. Rematch keduanya kemungkinan bisa terjadi di WTA Finals akhir bulan ini. Pasalnya, baik Barty maupun Osaka telah mengamankan tiket menuju kompetisi untuk delapan petenis terbaik di penghujung musim tersebut. (irr)
