Jangan Sepelekan jika Jarang Berkeringat

- Senin, 7 Oktober 2019 | 09:33 WIB

JIKA sebelumnya membahas produksi keringat berlebihan atau hiperhidrosis, kali ini kebalikannya. Seseorang sulit memproduksi keringat, sekalipun melakukan aktivitas berat. Berkeringat merupakan cara tubuh mengeluarkan panas dari dalam. Bisa dibayangkan jika seseorang sulit atau bahkan tidak berkeringat. Dipastikan membuat suhu tubuh meningkat drastis.

Masih dengan dr Daulat Sinambela SpKK FinsDV, dia menjelaskan, kondisi sukar mengeluarkan keringat disebut anhidrosis. Kondisi tubuh tidak bisa mengeluarkan keringat secara normal terutama dalam keadaan suhu tubuh panas. Kasus ini erat kaitannya dengan hiperhidrosis yang merupakan kondisi kekurangan keringat.

“Kondisi ini terjadi tanpa disadari. Mungkin, pasien baru sadar setelah melakukan aktivitas fisik yang berat dan menguras energi, tetapi tetap tidak berkeringat,” jelasnya saat diwawancarai pada Kamis (3/10).

Dokter spesialis kulit dan kelamin itu menuturkan, sedikit masyarakat yang menganggap hal ini serius. Bahkan, karena merasa kondisi tubuh baik-baik saja, beberapa orang tak mengambil pusing dan membiarkannya terus terjadi.

“Jangan samakan anhidrosis dengan kulit kering ya. Kalau kulit kering itu berkaitan dengan dehidrasi, tanpa ke dokter bisa menebak jika kulit Anda kering. Beda halnya dengan anhidrosis, yang sampai sekarang belum diketahui penyebab pastinya,” bebernya.

Cobalah lebih waspada terhadap kondisi ini. Hal itu disampaikan Daulat karena anhidrosis tergolong kelainan yang sulit didiagnosis. Gangguan anhidrosis ringan bisa muncul akibat sejumlah faktor seperti trauma kulit, penyakit tertentu, dan akibat konsumsi obat-obatan tertentu.

“Sebenarnya penyebab anhidrosis sampai saat ini belum bisa dipastikan oleh para ahli kesehatan. Sama halnya dengan hiperhidrosis primer, walaupun ada gejala yang bisa dijadikan tanda, penyebab pasti belum bisa diidentifikasi,” ujarnya.

Sementara gejalanya, pasien anhidrosis merasakan mual, pusing, jantung berdetak cepat, dan tubuh mudah merasa panas. Pada kasus tertentu, menyebabkan halusinasi.

“Ahli medis percaya anhidrosis berkaitan dengan lepra atau kusta. Lepra merupakan penyakit yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir pada saluran pernapasan atas, serta mata. Kerusakan saraf tepi yang menyerang lepra membuat tubuh tidak sensitif dengan panas dan tidak dapat memproduksi keringat,” ucapnya.

Mengingat betapa pentingnya berkeringat, kondisi tubuh dan kesehatan akan langsung terkena dampak jika tubuh menghasilkan sedikit keringat. Kondisi ini mengakibatkan Anda mudah lelah dan tidak tahan panas yang menyebabkan jantung berdetak cepat, mual, dan pusing.

Dia menambahkan, suhu tubuh akan cenderung tinggi dan bisa saja mengalami kram otot yang berlangsung cukup lama pada bagian kaki, tangan, dan punggung. Bahaya paling fatal adalah jika terserang strok karena suhu tubuh bisa mencapai 104 derajat atau lebih. Suhu tubuh yang terlalu tinggi itu dapat menyebabkan seseorang hilang kesadaran, mengalami koma, bahkan kematian.

“Setelah tahu dampaknya, mulai sekarang jangan meremehkan jika tak bisa mengeluarkan keringat. Tidak ada salahnya khawatir, terlebih ini perihal kesehatan tubuh Anda,” ujar Daulat.

Untuk mengobati kondisi ini, hal pertama yang harus dilakukan yakni perlu menemukan penyebabnya. Tak ingin menerka-nerka, Daulat juga berpesan jika sudah merasa memiliki gejala yang sama, segera periksa ke dokter agar ditemukan penyebabnya dan ditangani secepat mungkin. (*/nul*/rdm2/k16)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X