Bisnis Modal Nekat dan Tekad

- Senin, 7 Oktober 2019 | 09:29 WIB

Takut memulai bisnis karena terhalang modal? Sebenarnya, itu bukan hal paling utama. Kuncinya adalah nekat dan tekad. Wahyu Hernaningsih membuktikannya. Mengalahkan takut, menjalani berbagai bidang usaha.

 

KESUKSESAN Wahyu Hernaningih dikenal karena bisnis travel haji dan umrah, Asa Tour and Travel. Dia bukan pemain baru dalam dunia bisnis. Pada 1995, Wahyu membuka bisnis jasa bidang periklanan. Jangan mengira jika Wahyu berpengalaman. Tidak, selain sejumlah uang, nekat dan tekad adalah modal utamanya.

“Tidak ada ilmu sama sekali, belajarnya sambil bekerja. Mulai mempromosikan, bertemu klien, rapat perihal konsep, hingga garap proyek. Kalau ditanya tentang bayaran, zaman dulu kan beda banget dengan sekarang. Dulu upah dari proyek pertama kali dapat Rp 90 ribu, dan itu sudah senangnya bukan main,” jelasnya saat disambangi pada Rabu (2/10).

“Usaha advertising itu berjalan di Semarang. Tapi, pada 2006 saya dan keluarga memutuskan pindah ke Samarinda. Jadinya, bisnis advertising dipegang sama orang kepercayaan saya, dan tugas saya hanya mengontrol dari kejauhan,” lanjutnya.

Merasa memiliki waktu luang karena usaha advertising hanya kontrol jarak jauh. Ibu beranak tiga itu akhirnya membuka bisnis lain. Banting setir. Membuka butik busana muslim dewasa dan anak-anak.

“Ditanya alasan, saya bingung nih mau jawab apa. Sebab, ide-ide bisnis itu datang tiba-tiba. Jika dirasa mampu, pasti saya jalankan. Entah besar, kecil risikonya, jalan saja dulu,” jawabnya kemudian tersenyum.

Tak langsung memiliki ruko, Wahyu mengawali bisnis busana muslim rumahan. Namun, dirinya mendapat keluhan pelanggan. Sebab, setiap yang ingin datang mengambil barang, para tamu harus lapor satpam perumahan terlebih dahulu. Mulai dari situ, dia menyewa ruko di pinggir jalan.

“Awalnya ragu mau nyewa, karena harga sewa tidak sebanding dengan keuntungan. Tapi, ya jalan saja dulu! Untung tidaknya nomor dua,” bebernya. Tiga tahun berjalan, apa yang dia jual laris manis. Bahkan melebihi target. Hal itu membuat Wahyu menyewa ruko lebih besar.

“Tapi, tanpa saya sadar, pasca 2010 internet mulai masuk, online shop mulai menjamur dan butik benar-benar mengalami kemerosotan. Pasti sedih, di sisi lain tetap mencari cara bagaimana bisa survive dan tetap menghasilkan,” ulasnya.

Berpikir keras, menghasilkan ide-ide baru harus dilakukan. Mengingat dirinya harus membayar biaya sewa ruko yang terbilang cukup tinggi. Hingga singkat cerita, dia membulatkan tekad mendirikan bisnis travel pada 2011 yang dikenal dengan ASA Tour and Travel.

“Ilmu tentang travel? Enggak ada sama sekali! Lagi dan lagi saya belajar setelah bekerja. Selain lebih menghasilkan, saya juga bisa tahu sampai mana kelemahan saya,” paparnya.

Kini, genap delapan tahun bisnis travel-nya berjalan. Butiknya pun masih bertahan di tengah maraknya online shop. Melalui kisah awal mula perjalanan, ada pesan tak tersirat yang ingin disampaikan Wahyu.

Yakni, taklukkan rasa takut, karena kebanyakan anak muda memiliki potensi hebat tapi terhalang ketakutan. Wahyu menganggap sebanyak apapun seseorang memiliki ilmu, akan kalah dengan seseorang yang berani melangkah, dan belajar dari kesalahan. (*/nul*/rdm2)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X