Setelah 15 Tahun, Orang Utan Kalimantan Pulang Kampung (2-Habis)

- Senin, 7 Oktober 2019 | 00:23 WIB

Bento dan Iskandar adalah awal perjuangan program Pusat Suaka Orangutan Arsari, yang dimulai tiga tahun lalu di Penajam Paser Utara (PPU). Kemudian, presiden memutuskan memindahkan ibu kota negara ke lokasi yang sama.

 

M RIDHUAN, Balikpapan

Menggunakan speedboat bermesin 80 PK, perjalanan dari Pelabuhan ITCI, Kelurahan Baru Ulu, Balikpapan Barat, menuju dermaga ITCI di Kecamatan Sepaku, PPU, menghabiskan waktu 30 menit. Saat itu, Jumat (4/10) pagi sekira pukul 7.30 Wita. Kondisi Teluk Balikpapan tak bergelombang, meski air laut sedang pasang.

Perahu fiber dengan kapasitas sembilan penumpang melaju dengan mulus. Namun, hanya sesaat. Sampah di laut mengadang. Yang paling banyak adalah plastik. Meski motoris harus membuat perahu menari di atas air, namun tetap saja, dua kali baling-baling mesin harus dibebaskan dari jeratan sampah.

“Meski di permukaan tak tampak, di bawah (laut) ini banyak sampahnya,” ujar sang motoris.

Semakin lama perahu melaju, pemandangan pun perlahan berubah. Keberadaan kapal besar semakin berkurang, seiring menyempitnya teluk. Bangunan perusahaan dan permukiman berganti hutan bakau. Namun, satu perkampungan terakhir menjadi pertanda perjalanan segera dipungkasi. “Itu Maridan,” kata Amir, seorang jurnalis yang ikut dalam rombongan.

Maridan adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Sepaku. Tak banyak referensi tentang daerah ini sebelumnya. Kecuali tentang sebagian wilayahnya yang masuk kawasan sertifikat hak guna bangunan (HGB) PT ITCI Kartika Utama. Perusahaan yang saat ini dikelola PT Arsari Group milik Hashim Djojohadikusumo. Adik kandung Prabowo Subianto.

Hashim menyebut sedang menyiapkan sebuah kawasan seluas 19 ribu hektare. Terdiri dari beberapa pulau. Luasnya bervariasi. Yang terkecil 10 hektare. Hingga yang terbesar mencapai 453 hektare. Saat ini sedang tahap mengurus izin dari Pemerintah PPU.

“Termasuk 4.300 hektare di dalamnya adalah badan air berupa danau,” ucap Hashim yang juga ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD).

Mimpi besar Hashim tak hanya menyediakan suaka bagi orang utan. Namun, juga satwa endemik Kalimantan lain. Salah satunya badak Kalimantan atau The Bornean Rhinoceros. Yang sempat dinyatakan punah, namun berhasil terdeteksi pada 2013 lalu.

“Ke depan suaka ini akan dipagari untuk melindungi mereka,” sebutnya. Bagi dia, suaka ini merupakan pilot project pertama di dunia terkait perlindungan orang utan dewasa. Mengkhususkan pada pelestariannya, yang selama ini hidup di kandang. Bento dan Iskandar, dua orang utan jantan jadi yang pertama diujicoba.

“Misi kami agar orang utan tidak menghabiskan sisa hidupnya ‘di penjara’. Tapi di alam liar. Di habitatnya di Kalimantan,” ungkapnya.

Terkait rencana kawasan suaka dengan pemindahan ibu kota baru, CEO PT ITCI itu mengakui tiga tahun lalu saat merencanakan suaka ini tak mengetahui ibu kota bakal pindah ke PPU. Namun, dia memastikan sudah melakukan komunikasi dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas) Bambang Brodjonegoro.

“Pekan lalu saya sudah bicara dengan Pak Bambang. Dan beliau menyambut positif adanya suaka ini,” imbuhnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X