Kenalkan Permainan Tradisional Anak

- Senin, 7 Oktober 2019 | 00:08 WIB

SAMARINDA - Di depan gawai, anak asyik bermain. Tak lagi memedulikan sekitar, jemari mereka lincah bermain di atas layar. Mereka tak perlu keluar memanggil teman mereka. Tak perlu lagi mengidentifikasikan temannya ada di rumah atau tidak dengan keberadaan sandal di depan pintu. Gawai membuat mereka tak harus bertemu kawannya.

Lebih asyik dengan gawai, permainan tradisional tak banyak dilakukan anak-anak kiwari ini. Padahal, permainan tradisional mengharuskan anak-anak berolahraga dan berinteraksi dengan sejawatnya. Namun, ternyata permainan tradisional kini tidak menarik minat anak-anak.

“Hal ini memang bagian dari efek teknologi.  Karena itu, kami mengajak anak-anak dan masyarakat, melestarikan kembali aneka permainan tradisional,” kata Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kalimantan Muslimin AR Effendy.

Melihat kondisi ini, akhir pekan lalu BPCB melakukan kegiatan Aktivasi Permainan Tradisional yang diselenggarakan di Samarinda Seberang. Dalam kegiatan ini, ada lima permainan tradisional yang dimainkan yakni egrang, lompat tali, terompah, ular tangga, dan dadu. Dia mengatakan, pada dasarnya permainan tradisional di Indonesia memiliki kesamaan, hanya berbeda nama.

Misalnya egrang, di beberapa daerah namanya dikenal berbeda.  Di Kalimantan menyebut egrang dengan nama batungkau sedangkan di Jawa menyebutnya ingkak-ingkak. “Jadi, pada dasarnya permainan tradisional di Indonesia ini tak berbeda. Semua bisa saja bermain,” imbuhnya.

Dia menambahkan, dibandingkan permainan tradisional, bermain dengan gawai lebih banyak risiko. Mulai kesehatan hingga psikis anak. Muslim mengatakan, dengan gawai, si anak bisa terpapar informasi negatif yang tak tersaring. Mulai gim penuh kekerasan atau yang berbau pornografi.  Belum lagi masalah kesehatan yang mengintai karena anak tak banyak gerak dan masalah mata akibat terpapar sinar gawai terus-menerus.

Di Samarinda ada 230 ribu anak usia di bawah 14 tahun. Mereka berada di usia rentan. Karena itu, hendaknya masyarakat bisa mengenalkan permainan tradisional kembali ke anak-anak mereka. (nyc/kri/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X