TENGGARONG–Sempat tampil buruk pada awal musim, Mitra Kukar akhirnya bangkit. Naga Mekes konsisten di posisi empat besar. Tim Kota Raja berpeluang lolos ke fase delapan besar. Meski demikian, pelatih Mitra Kukar Rafael Berges Marin belum cukup puas.
Itu karena banyak pihak yang memilih bertindak tidak adil kepada timnya, tak terkecuali suporter. Rafa menuturkan, selama ini Mitra Kukar berjuang mati-matian. Tak hanya saat bertanding di kandang, di kandang lawan juga selalu tampil maksimal. Namun, banyak suporter dan masyarakat yang hanya melemparkan kritik saat timnya terpuruk. Saat Mitra Kukar menang, hanya sedikit yang berkomentar.
Pelatih 48 tahun itu menambahkan, pemainnya sangat profesional. Di sesi latihan dan saat bermain, Anindito Wahyu dkk selalu menunjukkan komitmen untuk Naga Mekes. “Semua orang seharusnya mengapresiasi semua pemain saya di tim ini. Sebab, mereka sangat profesional. Apapun situasinya, mereka selalu bekerja keras untuk tim ini,” kata pelatih asal Spanyol itu.
Rafa berharap, ke depan suporter dan masyarakat Tenggarong bisa berlaku adil kepada para pemainnya. Apalagi saat ini tim Kota Raja berjuang keras untuk kembali ke kompetisi kasta tertinggi, Liga 1 2020. “Saya meminta semua orang di Tenggarong berbicara bagus tentang pemain saya. Ketika mereka terpuruk, bantulah dengan memberikan motivasi,” imbuhnya.
Sementara itu, hal senada diungkapkan penggawa Naga Mekes, Abdul Gamal. Eks Semen Padang itu melihat saat ini dukungan suporter dan masyarakat sangat kecil. Itu bisa dilihat dari tingkat kehadiran penonton setiap Mitra Kukar bermain di Rondong Demang. Jangankan berharap stadion terisi penuh. Untuk menyentuh angka seribu saja cukup sulit. Pada laga kontra PSBS Biak dua hari lalu, jumlah penonton hanya 610.
“Terus terang, kami sangat memerlukan dukungan penuh. Kami sudah memberikan segalanya di lapangan, tapi stadion bahkan tak pernah ramai. Ayolah sama-sama memajukan tim ini, datanglah ke stadion setiap laga kandang Mitra Kukar,” beber pemain asal Ternate tersebut. (don/ndy/k16)
