Menjajal Jalur Darat Kecamatan di Hulu Kukar (1)

- Jumat, 4 Oktober 2019 | 13:57 WIB

Pembukaan MTQ ke-41 tingkat Kabupaten Kukar di Tabang menjadi ajang pamer infrastruktur di hulu. Kaltim Post menjajal infrastruktur jalan yang baru beberapa tahun terakhir dinikmati masyarakat.

 

Rifqi, Tenggarong

 

PEMBUKAAN Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-41 di Kecamatan Tabang dibuka Selasa (1/10), bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila. Sejumlah kafilah dari berbagai kecamatan diajak menikmati infrastruktur menuju Kecamatan Tabang.

Sejumlah tamu undangan menyebut lokasi Kecamatan Tabang begitu jauh untuk ditempuh. Sebab, lokasinya di ujung Kukar atau berjarak lebih dari 200 kilometer jika dihitung dari Kecamatan Tenggarong.

Namun, tak banyak yang tahu dan merasakan bahwa kondisi tersebut jauh lebih baik dibanding kondisi lima atau enam tahun lalu. Perlu waktu berhari-hari menuju Tabang melalui transportasi sungai.

"Ada yang bilang lokasinya sangat jauh karena harus memakan waktu tempuh hingga tujuh jam lebih. Padahal, dulu harus mencapai lebih dari satu hari satu malam melalui sungai untuk ke Tabang," ujar Daleq, tokoh masyarakat Tabang.

Kecamatan Tabang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Utara. Bahkan, sejumlah warga Suku Dayak ada yang kerap menembus batas dua wilayah tersebut hanya dengan berjalan kaki. Keindahan serta keasrian Tabang sangat terjaga.

Untuk menuju Kecamatan Tabang, harus melalui sejumlah kecamatan. Di antaranya, Kota Bangun, Sebulu, Kenohan, dan Kembang Janggut. Pada 2013, para pejabat daerah atau masyarakat yang hendak menuju Kecamatan Tabang wajib menggunakan jalur darat. Biasanya menggunakan speedboat berukuran besar.

Di sinilah persoalannya. Sebab, biaya perjalanan yang digunakan sangat besar karena harus membeli banyak solar industri. Biaya solar speedboat tersebut bisa mencapai Rp 23 juta, kebutuhan pergi-pulang. Belum lagi risiko di perjalanan.

Sementara saat ini, untuk mobil minibus hanya memerlukan Rp 300 ribu untuk membeli bahan bakar berupa premium jika menggunakan jalur darat. "Bahkan dulu, waktu harga solar hanya Rp 3 ribu, di sini sudah Rp 12 ribu. Saking besarnya kesenjangan antara Kecamatan Tabang dan daerah lainnya di Kutai Tengah dan Pesisir," ujar Guntur, tokoh masyarakat Desa Gunung Sari, Kecamatan Tabang.

Pembangunan akses jalan dari Desa Sebelimbingan, Kecamatan Kota Bangun pun mulai dibangun bertahap. Sebagian besar berada di atas rawa, lantaran tak ada pilihan lain. Itu sebabnya, ada belasan kilometer yang dibangun menggunakan tiang pancang semacam jembatan atau biasa disebut pileslab.

Jalan berbentuk pengerasan tanah masih sekitar 32 kilometer hingga Desa Tuana Tuha, Kecamatan Kenohan. Sementara dari Kecamatan Kenohan, Kembang Janggut, hingga kecamatan sudah mulus dengan badan jalan yang disemen sepanjang lebih dari 100 kilometer. Akses jalan ini yang membuat masyarakat terkejut lantaran jalan mulus sudah ada di kecamatan pelosok Kukar.

"Karena itulah, kami mengadakan MTQ di Tabang untuk memperlihatkan pembangunan yang sudah dilakukan. Jadi masyarakat dari seluruh kecamatan di Kukar bisa melihat langsung pemerataan pembangunan. Kasihan kalau untuk menuju hulu saja harus lewat sungai dan bertaruh nyawa," ujar Edi Damansyah, bupati Kukar.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X