Asal Usul Joker yang Kompleks dan Pilu

- Jumat, 4 Oktober 2019 | 10:41 WIB

Joker adalah warna baru dari film adaptasi komik superhero. Tidak ada villain yang berasal dari planet atau dimensi lain seperti film superhero umumnya. Sebaliknya, film garapan Todd Phillips itu mengaduk emosi lewat ironisnya kehidupan seorang Arthur Fleck (Joaquin Phoenix).

 

SUTRADARA Todd Phillips ingin membuat karakter dari komik menjadi lebih selaras dengan dunia nyata. Dia mengambil Joker, salah satu musuh besar Batman dalam jagat komik DC. Di balik tingkah gilanya, Joker punya latar belakang kompleks. Hal itulah yang ditampilkan Phillips dalam sepanjang dua jam film tersebut ditayangkan.

Arthur Fleck adalah korban kerasnya kehidupan Gotham pada era 1981. Yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin bertambah miskin. Menjalani harinya sebagai badut sewaan, dia kerap mengalami kesulitan. Dipukuli, di-bully, disebut aneh, dan gila. Belum termasuk ketika dia dipecat dari tempatnya bekerja.

Keadaan menjadi semakin menyedihkan karena Arthur memiliki masalah kejiwaan sejak kecil. Dia bisa tertawa tanpa henti, termasuk saat berada dalam kondisi sedih dan takut.

Karena itulah, sang ibu, Penny Fleck (Frances Conroy), memanggil dia Happy. ’’Aku dulu berpikir bahwa hidupku adalah sebuah tragedi. Tapi, sekarang aku sadar itu adalah komedi,’’ kata Arthur. Dunia seperti tak berpihak kepada Arthur, itu yang menyebabkan lahirnya Joker dalam dirinya.

Satu jam pertama, penonton disuguhkan penampilan Joaquin Phoenix sebagai Arthur yang benar-benar menguras empati. Ikut pilu rasanya. Bagaimana terguncangnya kejiwaannya, ada tangisan yang tidak terungkap di balik tawanya, dan betapa gelapnya kehidupan di Gotham.

Penonton seperti diajak merasakan rasa sakit yang dialami Arthur sebelum sosok villain dari dalam dirinya muncul, yang mungkin bisa membuat Anda merenung setelah keluar dari bioskop. ’’Apa yang ditulis oleh Todd Phillips dan co-writer Scott Silver (8 Mile, The Fighter) adalah Joker sebagai sebuah karakter. Apa yang disukai mereka adalah mental, moral, emosi, dan dandanan fisik dari pria yang menjadi Joker,’’ komentar Terri White, kolumnis Empire.

Phoenix memerankan karakter Arthur dengan sangat baik. Tubuhnya kurus, tulang rusuknya menonjol, bukti kerasnya hidup. Phoenix menurunkan berat badannya cukup ekstrem demi hal itu. Matanya tajam mencerminkan ketakutan, keberanian, sekaligus kesedihan dan keputusasaan.

’’Dia seperti ’dirasuki’ oleh peran itu, merasakan luka Arthur, kemarahan, dan kerentanannya. Bahkan, ketika jatuh lebih dalam dengan gangguan jiwanya, dia sengaja menghentikan pengobatannya,’’ tulis Leah Greenblatt, kolumnis Entertainment Weekly.

Meski lebih didominasi drama, cukup banyak adegan brutal yang ditampilkan. Adegan penembakan, penusukan, dan pemberontakan ditampilkan dengan eksplisit. Skenario ditulis dengan rapi. Joker tidak akan berkaitan dengan film Batman mana pun di DC Extended Universe (DCEU). Namun, sedikit bocoran, ada karakter Thomas Wayne (Brett Cullen) sebagai calon wali kota Gotham dan putranya yang masih kecil, Bruce (Dante Pereira-Olson).

’’Secara keseluruhan, film ini seperti melanjutkan kisah origin dari Joker versi Heath Ledger dalam The Dark Knight: villain dalam komik yang seorang psikopat, pengacau, yang meskipun Anda melongo melihat kekerasannya, Anda masih merasakan rasa sakitnya,’’ tulis Owen Gleiberman, kolumnis Variety. (adn/c4/jan)

 

Joker

IMDb: 9,4/10

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB

Komedian Babe Cabita Meninggal Dunia

Selasa, 9 April 2024 | 09:57 WIB
X