Dikenal hingga Mancanegara lewat Batik

- Kamis, 3 Oktober 2019 | 10:26 WIB

Inovasi Fanti Wahyu Nurvita dalam menggabungkan tradisi sebuah daerah dengan perkembangan zaman membuahkan hasil membanggakan. Saat ini batik yang dihasilkannya tak hanya diterima masyarakat sekitar, tapi berhasil masuk pasar dunia.

NURAINI, Samarinda

SENYUM merekah di wajah Fanti. Siang itu penampilannya semakin menarik, dibalut jilbab hitam dipadu baju magenta dengan motif batik Kalimantan warna putih. Makin pas dengan rok celana abu-abu. Cantik.

“Mari mbak, silakan duduk,” sapa Fanti kepada pewarta Kaltim Post yang menghampirinya di restoran cepat saji di BIGmall Samarinda, Rabu (2/10). Bukan karena merayakan Hari Batik Nasional yang acap kali dirayakan pada 2 Oktober, Fanti memang karib dengan batik. Dengan batik yang dikenakan, dia juga sekaligus mengenalkan karyanya sendiri.

Sembari menikmati makanan ringan, Fanti berbagi cerita mengembangkan bisnis batik. Usahanya ini diawali kebiasaan mendesain sebuah baju. Dia lantas tertarik dengan batik karena lewat pakaian yang dikenakan dia bisa mengenalkan budaya sebuah daerah atau bangsa. Sekarang, dia juga membuat anyaman, ulap doyo, sulam tumpar ataupun sarung Samarinda.

Selain hobi mendesain baju, Fanti juga hobi mendesain barang-barang etnik, walaupun berlatar belakang teknik planologi. Usahanya makin besar setelah Universitas Diponegoro memperkenalkan karyanya ke negara-negara seperti, Thailand, Jepang, Australia, hingga Tiongkok. Di sana dia show dan berusaha menarik buyer.

Tahun ini dia berusaha menarik buyer dengan tampil di Hong Kong Fashion Week. Karyanya kali ini mengangkat motif kriookng, salah satu budaya di Kutai Barat. Ini merupakan seni ukir di kain yang kemudian di tempel lagi di kain, yang setiap motifnya memiliki filosofi berkaitan dengan kehidupan, seperti motivasi kita untuk hidup lebih baik.

Contohnya seperti guci, yang artinya keluarga harmonis yang saling mendukung. Ini hanya boleh dikenakan untuk orang yang sudah menikah. Sementara yang belum menikah bentuk guci yang boleh dikenakan hanya separuh. Desainnya pun dibuat lebih kekinian dan modern. Berani memadukan warna ngikutin selera pasar juga menciptakan motif-motif baru.

“Luar biasa. Orang zaman dulu bisa berfikir sampai sejauh itu. Warisan budaya ini coba kita angkat dengan tidak menghilangkan artinya dengan desain yang kekinian,” ujar Owner Hesandra Indonesia ini.

Saat ini dia memproduksi berbagai batik di workshop-nya, di Pekalongan. Dia belum berpikir memindahkan ke Samarinda karena membutuhkan biaya yang besar. Belum lagi tempat dan perizinannya. “Karena mengandung lilin dan zat kimia yang pastinya bisa mencemari lingkungan. Pengurusan izinnya aga susah, jadi sekarang masih di Pekalongan,” ungkap Fanti.

Hesandra Indonesia sempat berada di dua kota, yaitu Jakarta dan Samarinda. Namun sekarang Fanti memilih fokus untuk mengembangkan usaha di Kalimantan. Usaha yang dijalaninya berfluktuasi. Tapi usaha yang telah berhasil bertahan hingga 11 tahun ini mengajarkan bagaimana pelaku usaha dapat melihat sebuah masalah bukan sebagai hambatan tapi sebuah peluang.

“Intinya jangan pernah menyerah. Saat ini, hasil yang saya peroleh per bulan sekitar Rp 200-300 juta,” ungkapnya.

Pasang surut usaha tentu pernah ia jalani. Seperti saat membuat sesuatu yang beda lalu booming. Tapi dia belum mencetaknya secara banyak. Nah, ketika banyak pesanan dan belum mampu memenuhinya, ternyata produk tersebut ditiru orang lain dan diakui. “Sebagai pemilik ide pasti kesal. Tapi saya coba sabar. Yang penting kita tetap berkreasi. Karena rezeki orang tidak pernah tertukar,” bebernya.

Menghasilkan produk-produk berkualitas premium, Fanti konsisten menonjolkan ciri khas daerah di show-nya di berbagai negara. Biasanya produknya dihargai antara Rp 225 ribu hingga Rp 10 juta. “Untuk tas harganya Rp 750 ribu sampai Rp 5 juta. Saat ini penjualan saya sudah sampai Jepang dan Malaysia,” jelasnya. (*/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X