SAMARINDA- Perpindahan ibu kota negara (IKN) di Kaltim bisa dimanfaatkan untuk menggeser dominasi pertambangan dan galian dalam struktur ekonomi Bumi Etam. Salah satunya dengan menumbuhkan sektor perdagangan dan jasa.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat saat ini perekonomian Kaltim masih didominasi pertambangan dan penggalian dengan kontribusi sebesar 46 persen. Tingginya ketergantungan ekonomi Bumi Etam dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian dapat dilihat dari struktur produk domestik regional bruto (PDRB).
Kepala BPS Kaltim Anggoro Dwitjahyono mengatakan, setelah pertambangan dan galian, ekonomi Kaltim didorong industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 17,69 persen dan konstruksi 8,46 persen. Beberapa jasa juga turut berkontribusi terhadap PDRB Kaltim.
“Anggaran untuk pemindahan IKN mencapai Rp 466 triliun. Jika seluruh anggaran itu masuk ke Kaltim tentu akan menjadi berkah bagi banyak sektor di Bumi Etam,” ujarnya Anggoro (30/9).
Menurutnya, pemindahan tersebut akan menggerakkan beberapa sektor, mulai konstruksi, perdagangan, jasa dan lainnya. Jasa bisa berasal dari akomodasi, jasa transportasi dan sebagainya. Secara penyerapan tenaga kerja juga akan lebih baik. Ini tentu membuat pertumbuhan di sektor itu dan bisa mendongkrak sektor lain.
“Belum lagi dampak pemerataan jumlah penduduk. Luas Pulau Jawa hanya 9 persen dari luas Indonesia. Namun didiami hampir 55 persen dari jumlah penduduk nasional,” katanya. Tentunya masalah kependudukan jadi menumpuk. Ketika masuk di Kaltim, pemerataan ekonomi dan pemerataan jumlah penduduk lebih baik. Menurutnya, kalau benar seluruh infrastruktur meningkat, jumlah konsumsi meningkat, dalam jangka pendek sudah akan terlihat pergeseran sumber ekonominya. Utamanya dimulai saat pembangunan tahun depan, sektor konstruksi akan tumbuh.
“Jasa-jasa dan perdagangan yang saat ini kontribusinya masih kecil, bisa semakin besar seiring banyaknya penduduk di Kaltim,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)