Wisata Budaya Kaltim yang Dilirik Negara Tetangga

- Selasa, 1 Oktober 2019 | 11:23 WIB

Pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim mendapat respons positif dari negeri tetangga. Mereka melirik potensi besar beragam kerja sama yang bisa dilakukan antar kedua negara tersebut. Dimulai dengan mempererat silaturahmi, rombongan dari Sabah berkunjung ke Benua Etam.

 

DINA ANGELINA, Balikpapan

 

“TEBANG pohon buatlah papan. Papan disusun jadikan lemari. Selamat datang di Balikpapan. Kami senang tuan puan datang kemari.” Begitulah isi pantun yang disampaikan Gubernur Kaltim Isran Noor saat membuka pertemuan dengan jajaran pejabat Sabah di Hotel Blue Sky Balikpapan, kemarin (30/9).

Bait puisi itu mampu membuat suasana semakin cair dan akrab. Kunjungan dipimpin langsung oleh Ketua Menteri Sabah Datuk Seri Panglima Mohd Shafie bin Haji Apdal. Dia membawa rombongan yang terdiri dari berbagai menteri.

Di antaranya, menteri Pelancongan, Kebudayaan, dan Alam Sekitar, menteri Pertanian dan Industri Makanan, menteri Pelajaran dan Inovasi, serta menteri Kerajaan Tempatan dan Perumahan. Sementara itu, Isran ditemani sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Kaltim dan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi. Dalam diskusi yang berjalan sekitar dua jam itu, Isran sempat memperkenalkan Kaltim dan rencana pemindahan IKN.

Menurut dia, Kalimantan akan menjadi pulau unik di dunia. Satu-satunya pulau yang terdapat tiga negara dan dua ibu kota sekaligus nantinya. Juga, keunggulan Kaltim sebagai daerah yang penduduknya heterogen. Namun, kondisi kehidupan bersosial, agama, adat istiadat, hingga budaya terbentuk sangat baik. Tidak ada konflik suku agama ras dan antargolongan (SARA).

Sementara itu, Shafie mengatakan, kunjungan ini sebagai cara mempererat hubungan antar-negara serumpun. Sekaligus melirik berbagai kerja sama yang bisa dibangun kedua pihak. Dia yakin, potensi di Borneo besar, maka perlu kolaborasi bersama untuk memaksimalkan manfaatnya. “Kita negara yang kaya sumber daya alam. Kalau kita bisa kelola tidak perlu bergantung pada Amerika Serikat dan Eropa,” sebutnya.

Dalam lawatan ini, dia berharap bisa meningkatkan perdagangan antara dua negara tepatnya Kaltim dan Sabah. “Kami dapati banyak kekayaan yang boleh dikongsi bersama,” ucapnya. Menurutnya daripada harus menarik wisatawan jauh dari Tiongkok hingga Eropa, ada baiknya kerja sama lebih dirapatkan antara Asia seperti Indonesia dan Malaysia.

Shafie menuturkan, pemindahan IKN dari Jakarta ke Kaltim juga akan berdampak besar. Misalnya membuat Indonesia bisa lebih dekat dengan negara Asia lain. Filipina, Brunei Darussalam, Tiongkok, sampai Australia. Itu yang membuat banyak potensi cukup baik untuk dimanfaatkan bersama.

Salah satu yang bisa direalisasikan secepatnya dari sisi pariwisata atau pelancongan. Misalnya membuat paket pariwisata antara Sabah dan Kaltim. Misalnya, diving di pulau-pulau indah di Borneo. Wisata sejarah, budaya, makanan yang berbeda dari negara lain. Itu jadi keunggulan bersama dan perlu kerja sama untuk menghasilkan produk pariwisata tersebut.

“Kita bisa package misalnya liburan di Balikpapan empat hari, lanjut Kinabalu empat hari. Saya yakin, produk pelancongan di tempat ini (Kalimantan) unik. Tidak ada di negara lain,” bebernya. Shafie memberi contoh, dia bertemu seorang warga negara Brasil yang menghabiskan waktu selama sebulan hanya untuk liburan di Pulau Sipadan, Sabah. Alasannya karena ingin menikmati hewan laut yang tidak ada di tempatnya.

“Selera masyarakat dunia seperti ini. Sebagai negara yang punya keindahan kalau tidak kita kelola akan ada yang ambil alih,” imbuhnya. Menurut dia, harus membuka ruang lingkup negara agar orang masuk datang dan berwisata. Dia yakin, Kaltim juga memiliki kekayaan yang berdaya jual. Mulai sejarah kesultanan, budaya, hingga suku.

Dia optimistis, paket wisata yang ditawarkan bisa menggairahkan wisatawan untuk datang ke Borneo. Bukan hanya Tiongkok dan Jepang, tapi wisatawan dari Sabah dan Kalimantan sendiri. Apalagi dari sisi biaya akan lebih murah karena dekat. “Kerja sama yang sudah berjalan cendera mata dan batik, makanan Indonesia banyak dijual di Malaysia,” tuturnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X