Kerusuhan Wamena, Kemenhub Siapkan Kapal Laut dan Pesawat

- Selasa, 1 Oktober 2019 | 10:04 WIB

JAKARTA – Gelombang pengungsian masih terus terjadi. Tercatat, masih ada sekiatr 1600an warga menunggu di Bandara Wamena untuk bisa diungsikan ke tempat lebih aman.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto menuturkan, masyarakat sebetulnya tidak ingin pulang kampung. Mereka hanya ingin mencari tempat berlindung terlebih dahulu. ”Karena mikirnya kalau pulang juga kerja apa. Harta Benda juga ada di sana,” ujarnya.

Karena itu, mereka mencoba mencari perlundungan ke Kodim dan Polres. Namun, ketika disediakan Hercules, masyarakat pun mulai merapat ke bandara. Jumlahnya pun terus bertambah. Merespon hal tersebut, pemerintah pun menambah jumlah penerbangan. ”Dari tadinya hanya tiga, sekarang empat. Hari ini (kemarin, red) diperkirakan sekiatr 500an orang bisa terangkut. Diprioritaskan anak-anak,” tegasnya.

Selain Hercules, pihak Kemenkes bersama dengand TNI dan Polri mulai mengirimkan satgas kesehatan. Tim yang terdiri dari 30 orang tersebut ditugaskan untuk memberikan layanan kesehatan di titik-titik pengungsi. ”Kami minta cakupannya diperluas. Tidak hanya di bandara atau gereja. Tapi disisir terus,” ungkap pria yang akrab disapa Yuri tersebut.

Tim satgas ini juga disiagakan di Jayapura. Mereka bertugas untuk menangani pengungsi yang baru sampai dari Wamena. Tim dokter Polri pun sudah disiagakan sebanyak 58 orang. Layanan kesehatan ini pun turut diback up oleh satu unit Kapal Rumah Sakit Dokter Soeharso yang berisi 66 puluhan petugas medis.

”Tapi sejauh ini, Rumah Sakit di Wamena sudah berjalan normal kembali. Operasi-operasi sudah berjalan lancar,” sambung Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes), TNI Bambang Dwi Hasto. Guna membantu mengevakuasi pengungsi di Wamena, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga turut bersiaga. Kemenhub menyiapkan menyiapkan beberapa jenis kapal. Yaitu Kapal Negara KPLP,  Navigasi, perintis dan Pelni berjadwal.

Kapal-kapal tersebut dalam posisi standby di sejumlah pelabuhan. Seperti, KN KALAWAI P. 117 berada di Pelabuhan Gudang Arang Ambon dan KN GANDIWA P. 118 dari  Pangkalan PLP Kelas II Bitung. ”Kapal tersebut berkapasitas 100 - 150 orang. Selain itu dalam kapal juga disiapkan persediaan logistic,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Hengki Angkasawan.

Selain kapal, Kementerian Perhubungan juga menyediakan pesawat Trigana, Deraya, My Indo, Semuwa Aviation Mandir, Jayawijaya Air Dirgantara, Wings Air, dan dua tipe pesawat Hercules yang dapat mengangkut lebih dari 500 orang.

Hengki menuturkan, kapal dan pesawat disiapkan agar para pengungsi juga korban dapat dievakuasi dan dipulangkan ke kampung halamanannya mengingat kondisi Wanena yang sedang tidak kondusif. Dari data yang diterima, kebanyakan pengungsi bertujuan ke Sorong, Ambon, Ternate, Bitung dan Makasar. 

Namun nyatanya, tidak semua warga ingin mengungsi. Tiga puluh satu tenaga kesehatan kekeuh ingin tetap berada di Wamena. ”Sampai saat ini mereka masih ingin ada di sana. Ingin membantu,” ungkap Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

Guna menjamin keselamatan mereka, Nila menegaskan, bahwa para tenaga kesehatan itu akan dikawal ketat oleh pihak TNI/Polri. Namun di sisi lain, Menkes meminta mereka untuk menggunakan atribut seperti jas dokter ke mana pun dan di mana pun berada. ”Sehingga tidak menyebabkan kesalahpahaman. Mereka (para perusuh, red) mengatakan tidak akan menyakiti tenaga kesehatan ya,” paparnya.

Di sisi lain, logistik bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi yang terdampak konflik horizontal di Wamena terus berdatangan. Hanya saja personel dari lembaga sosial untuk memberikan pelayanan kepada pengungsi, belum bisa menjangkau Wamena. Diantaranya lembaga sosial yang memberikan layanan kepada pengungsi adalah bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Pelaksana Harian Crisis Center Baznas untuk Papua Ahmad Fikri menuturkan hingga kemarin tim Baznas Tanggap Bencana (BTB) belum bisa menjangkau Wamena. Personel masih terbatas melalukan pelayanan sosial kepada pengungsi di Jayapura.

’’Kami berkoordinasi dengan TNI supaya bisa masuk ke Wamena,’’ katanya di kantor Baznas (30/9). Dia menjelaskan akses masuk ke Wamena yang paling mudah adalah melalui jalur udara. Tetapi saat ini pesawat yang keluar Wamena khusus mengangkut warga yang eksodus atau mengungsi. Sebaliknya pesawat yang masuk Wamena hanya untuk membawa perbekalan atau logistik bantuan.

Meskipun begitu Fikri mengatakan tim berupaya mencari akses lain menuju Wamena. Diantaranya adalah melalui jalur darat dengan melewati daerah Tolikara. Dia menegaskan bahwa hingga Senin, tim Baznas membuka layanan di empat posko pengungsian di Jayapura.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X