Review Masterplan Bandara APT Pranoto Mendesak

- Senin, 30 September 2019 | 18:19 WIB

SAMARINDAKomitmen Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam mengelola Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda dinanti publik Kaltim. Pasalnya, sudah setahun lebih pengelolaan bandara tersebut diserahkan Pemprov Kaltim ke Kemenhub. Namun, peningkatan navigasi masih terkesan lambat.

Seperti pemasangan air field lighting (AFL) yang terdiri dari lampu runway, lampu apron, dan taxiway. Anggaran pemasangan via APBN Perubahan 2019 senilai Rp 12 miliar belum juga mengucur. Jadi, pengerjaan yang ditargetkan dimulai September ini molor.  “Kami sudah lama mengirim surat kepada Kemenhub agar segera ada pengembangan pada Bandara APT Pranoto. Bandara itu belum paripurna, jadi masih memerlukan pengembangan,” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kaltim Salman Lumuindong.

Dia melanjutkan,pengembangan Bandara APT Pranoto sangat diimpikan masyarakat Kaltim. Apalagi, dengan adanya isu penetapan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur. Tentu, perlu peningkatan fasilitas bandara yang berada di Kelurahan Sungai Siring, Samarinda Utara, itu.

Salman menegaskan, pemprov mengawal pengembangan Bandara APT Pranoto Samarinda. Selain AFL, juga terminal, apron, dan taxiway. Termasuk pemagaran dan penambahan panjang runway dari 2.250 meter menjadi 3.000 meter. “Termasuk lampu runway. Memang sudah kami koordinasikan. Kemenhub menjanjikan 2020 dimaksimalkan,” ucap dia.

Dengan pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim, Salman menjelaskan, Kemenhub akan menjadikan Bandara APT Pranoto Samarinda sebagai bandara yang melayani penerbangan domestik. Sementara itu, Balikpapan untuk rute internasional. Jadi, memang diperlukan pengembangan agar Bandara APT Pranoto dapat melayani pergerakan pesawat berbadan lebar dan intens. Belum lagi kapasitas terminal tidak lagi memadai saat ini.

 “Belum setahun beroperasi saja sudah terlewati kapasitasnya. Memang perlu pengembangan. Itu harapan kami dengan diserahkannya aset kepada Kemenhub,” jelasnya. Terkait lampu runway, diakui Salman sudah memiliki pemenang lelang. Adapun saat ini tahap administrasi untuk memenuhi beberapa ketentuan. “Itu informasi yang saya terima. Tapi, akan saya koordinasikan lagi dengan pihak bandara,” ungkap dia.

Dia memastikan, peluang pengembangan Bandara APT Pranoto sangat memadai. Apalagi, didukung lahan yang luasnya mencapai 300 hektare. Begitu pula pengembangan apron, terminal, dan taxiway. “Lahan masih sangat memungkinkan. Bahkan, jika kapasitasnya menjadi tiga kali lipat pun sangat memadai. Termasuk perpanjangan runway hingga 3.000 meter yang pengerjaannya memakan waktu hingga tiga bulan,” paparnya.

Dia berharap, proses revisi masterplan segera rampung. Agar bisa dilanjutkan dengan pembuatan detail engineering design (DED). “Jadi, dikerjakan dengan sistem running. Bahkan, bisa juga langsung dilanjutkan dengan konstruksi. Lahannya sudah matang dan siap dikelola,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Kemenhub mulai menyiapkan rencana pengembangan bandara yang terletak di wilayah utara Samarinda itu. Dimulai 2020 hingga 2023. Selain perpanjangan landasan pacu menjadi 3.000 meter, terminal akan diperluas jadi 120.000 meter persegi.

Saat ini, Bandara APT Pranoto yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 25 Oktober 2018 itu memiliki panjang runway 2.250 meter. Sementara itu, luas bangunan terminal hanya 12.000 meter persegi dengan kapasitas 1,5 juta penumpang per tahun. Anggaran pengembangan APT Pranoto Samarinda menelan anggaran Rp 300 miliar.

“Saya ikut dalam dengar pendapat di Jakarta. Kemenhub siapkan hampir Rp 300 miliar untuk pengembangan Bandara APT Pranoto,” kata Kepala Bandara APT Pranoto Dodi Dharma Cahyadi, kepada pewarta pekan lalu.

Anggaran Rp 300 miliar digunakan perpanjangan runway 750 meter menjadi 3.000 meter dari sisi runway 22 mengarah ke wilayah Kutai Kartanegara. Sementara terminal, diperluas jadi 120 ribu meter persegi. Mengingat, luasan lahan tersedia di Bandara APT Pranoto masih cukup luas.

“Sekarang lagi proses review masterplan. Perluasan terminal mendesak. Sebab, kondisi sekarang, luas terminal 12 ribu meter persegi untuk 1,5 juta penumpang dengan estimasi 4.200 penumpang per hari,” ujar Dodi.

Lanjut dia, pergerakan penumpang di Bandara APT Pranoto saat ini rata-rata 4.500 penumpang per hari. “Perluasan 10 kali lipat dari luas terminal sekarang, dilakukan bertahap mulai 2020 sampai 2023. Kemenhub siapkan itu dan menganggarkan mulai 2020,” tambahnya. Dalam menyongsong pemindahan ibu kota negara, Dodi menyebut, Bandara APT Pranoto Samarinda sebagai bandara domestik yang menghubungkan 34 provinsi. (dq/riz/k8)

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X