Jukir Liar Merebak, Warga Resah

- Senin, 30 September 2019 | 09:44 WIB

Potensi pendapatan daerah hingga miliaran rupiah dari parkir menguap di tangan jukir liar. Belum lagi keresahan warga, karena jukir liar kerap menjengkelkan.

 

BALIKPAPAN- Juru parkir (jukir) liar jadi persoalan klasik di Balikpapan. Bertahun-tahun dikeluhkan, tak pernah dituntaskan.

Hanya bermodalkan sempritan dan rompi oranye yang dijual bebas, jukir liar bebas, sebebas-bebasnya menarik duit dari pengemudi yang memarkir kendaraan di pinggir jalan.

Tak ada batas bagi mereka. Pengunjung restoran, warung-warung kopi kecil, apotek, ATM, hingga pengunjung rumah ibadah tak lolos dari praktik ilegal ini.

“Bikin jengkel. Waktu datang mau parkir mereka tak kelihatan. Begitu mau pulang eh jukir-nya nongol. Sempritannya keras banget. Wajahnya garang. Motor dipegangi. Ya terpaksa bayar,” keluh Astuti, warga Balikpapan Barat.

Ia menceritakan pengalaman itu didapatnya saat berbelanja di deretan penjual kue tradisional di Pandan Sari dalam.

Repotnya dan bikin jengkel, kata Astuti, kalau tak ada duit kecil. “Saya bilang lain kali ya, nggak ada receh. Jukir-nya bilang ada angsul. Maksudnya nggak mau ngasih, tapi kesannya harus bayar,” katanya.

Pengalaman tak jauh beda dialami Rina, warga Kota Minyak lainnya. Malah lebih parah. Ia bertamu di depan rumah kerabatnya di Kompleks Pertamina persis di awal tanjakan Gunung Pipa.

Saat akan pulang seseorang mendatangi dan meminta bayaran jasa parkir. Rina mengaku bingung karena ia parkir di dalam kompleks Pertamina. “Sejak kapan Pertamina mengutip biaya parkir di kompleks perumahan. Parah,” tuturnya.

Ia juga bingung, di sejumlah tempat di Balikpapan, jukir liar terkesan dibiarkan. Pemerintah kota seperti tak bisa mengatur. Padahal kondisi ini berpotensi menimbulkan konflik horizontal.

Sebab tak jarang, pengendara yang tak membayar dicaci jukir liar. Bukan cerita baru, lanjutnya, ribut mulut antara pengguna jalan dan jukir liar berujung kontak fisik.

Dalam pantauan media ini, jukir liar, tanpa tiket mengutip duit Rp 2.000-5.000 dari pengendara yang parkir di kawasan yang mereka kuasai.

Beberapa dari mereka mengaku tak pernah mematok tarif. Bahkan mengaku sebenarnya hanya membantu pengendara yang parkir di pinggiran jalan. “Kalau dikasih ya syukur. Tak dikasih tak masalah,” kata Rn, salah seorang jukir liar di Jalan A Yani.

Per hari, kalau apotek tempatnya mangkal ramai pengunjung, duit Rp 100-150 ribu biasa dikantonginya. Ia berdua dengan temannya. Pagi sampai sore, dilanjut sore sampai malam.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X