BALIKPAPAN - Banyak cara untuk mengabdi kepada masyarakat. Kali ini, Teknik Perkapalan ITK memilih untuk berbagi ilmu dalam pembuatan kapal kayu. Pelatihan berlangsung selama 5 hari di Pulau Sewangi, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala Kalsel.
Pesertanya sekitar 15 orang, mereka pengrajin kapal tradisional yang biasa disebut kapal jukung atau kelotok khas Kalsel. Materi tata cara pembuatan kapal kayu ini diisi oleh Suardi dan Alamsyah, dosen Teknik Perkapalan ITK. Keduanya memperkenalkan pembuatan kapal dengan metode lines plan atau rencana garis.
Suardi menjelaskan, keunggulan lines plan dari metode tradisional lainnya karena menghasilkan kapal dengan kestabilan yang bagus. “Kulit kapal yang dibangun dengan cara tradisional memiliki stabilitas yang tidak terlalu bagus. Itu membuat kapal bisa oleng atau berat sebelah,” katanya.
Dia bercerita, proses pembuatan kapal kayu oleh masyarakat Indonesia masih didominasi dengan cara tradisional. Tahapan dalam proses pembuatan kapal masih berdasarkan pada kebiasaan turun temurun. Kapal yang mereka produksi hanya ukuran kecil, 2GT dan 3 GT.
Mereka tidak bisa menentukan daya mesin kapal, biasanya penentuan berdasarkan pengalaman saja. “Teknologi sederhana karena metode pembuatan kapal yang digunakan masyarakat setempat melalui tahapan pemasangan kulit kapal. Baru pemasangan gading dan geladak” ujarnya.
ITK mengenalkan teknologi pembuatan kapal melalui metode lines plan. Di mana, kapal yang dihasilkan akan menjadi lebih mudah dan efisien. Sebab material kayu yang digunakan bisa lebih sedikit. Pria Kelahiran Rappang, Sumenep ini menuturkan, proses pembuatan kapal dengan menggunakan teknologi lines plan sebenarnya tidak sulit untuk diterapkan pengrajin kapal.
“Apalagi kapal yang dihasilkan juga cukup baik dengan tingkat stabilitas dan maneuver kapal yang lebih tinggi dibanding kapal tradisional,” sebutnya. Alur pengerjaannya cukup sederhana. Tahapan pembuatan kapal metode lines diawali dengan pemasangan lunas terlebih dahulu.
Kemudian pemasangan gading yang ketika rampung ditempeli kulit kapal. Selanjutnya pemasangan galar dan papan geladak. “Metode ini digunakan dalam pembuatan kapal niaga yang ukurannya mulai dari kecil hingga yang terbesar” ujarnya.
Pemateri lain, Alamsyah menambahkan, kapal tidak hanya dibuat dari bahan dasar kayu. Metode ini juga bisa membuat kapal dengan bahan fiber plastik. “Jika bahan baku kayu semakin mahal dan langka, bisa disiasati dengan material fiber yang lebih murah dan mudah dibuat,” pungkasnya. (gel/kri)