Lokarya dan Diskusi Bersama Seniman Lokal, Retjeh, Tempat Para Pecinta Seni

- Senin, 30 September 2019 | 09:12 WIB

Para seniman lokal Kota Minyak punya wadah untuk memamerkan karya mereka. Namanya, Remeh tapi Kerjeh (Retjeh).

 

PAMERAN dan lokarya ini digelar, Sabtu (28/9) di Lamin Pohon, Komplek PU Prapatan, Balikpapan Kota. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan minat dan geliat industri kreatif di Balikpapan, terutama dari kalangan muda.  

Kegiatan tersebut diprakasai Sophie Razak, Founder Rumah Seni Nirmana. Dia mengungkapkan, Retjeh merupakan bagian dari program off air dan akan menjadi sepenggal jejak cerita bagi para seniman yang ikut serta di dalamnya.

Diikuti seniman dari berbagai kalangan dan usia, mulai aksesoris, pakaian, hingga lukisan. Mengembalikan budaya lama, pengunjung diajak menikmati pameran dalam suasana santai. 

Pengunjung juga bisa mengikuti workshop yang diadakan panitia seperti merajut, membuat aksesoris dari kain perca, membuat decoupage dan eco print. Tampak berbagai hasil kerajinan mulai sepatu bayi dan dewasa, tas serta dompet rajut.

Termasuk boneka rajut yang dijual mulai Rp 70 ribu sampai ratusan ribu. “Passion selama ini kita pahami, tidak lain adalah upaya diri untuk sekadar menjaga kewarasan,” jelasnya.

Padahal, kata dia, passion merupakan pencerahan, di mana seniman menemukan kembali kebahagiaan dalam hidup, serta mengetahui potensi diri dan tantangan serta peluang karier di masa depan.

Menjadi one solution, Retjeh merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang menyukai seni, berbelanja, berdiskusi dengan duduk bersama. Melupakan sejenak permasalahan dan meluangkan waktu bersama keluarga.

Bahkan, tampak para keluarga datang bersama anak-anak mereka. Mendukung kegiatan ini terus berlanjut, ia berharap tahun depan Retjeh bisa kembali digelar. Lewat hal-hal sederhana, seperti duduk dan mengobrol ini, mereka ingin mengajarkan bahwa sumber kegembiraan bisa tercipta tanpa perantara gadget.

“Inilah salah satu tujuan kami, mengurangi penggunaan gadget,” imbuhnya. Bak candu, ia juga menuturkan, ketika seseorang telah menemukan passion terhadap suatu hal maka sulit baginya untuk berhenti. Sama halnya ketika belajar merajut, awal mula tentu mereka kesulitan.

Tapi lambat laun, merajut menjadi sesuatu hal yang sulit ditinggalkan. Lebih banyak waktu tanpa gadget, sembari merajut mereka bisa berkomunikasi dengan sanak-keluarga ataupun teman.

Menekuni dunia rajut, dikatakan Sophie tidaklah rugi. Kendati setiap orang memiliki proses yang berbeda agar bisa menguasainya dibutuhkan effort dan kesabaran. Bila sudah ditekuni, tentu bisa menambah nilai ekonomis. Hasil rajutan cukup bernilai tinggi.

Sophie menambahkan, bahwa hasil kerajinan rajut di Balikpapan tidak kalah dengan Pulau Jawa. Kadang, merajut butuh waktu latihan yang tidak sedikit. Harus punya niat kuat dan punya rasa penasaran.

“Bukan hanya merajut, seniman lain juga harus terus membuat dan menghasilkan produk baru terus-menerus. Jangan berhenti berpuas diri,” ucapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X