SANGATTA-Drainase tampaknya jadi masalah di beberapa kecamatan di Kutim. Paling disorot adalah kawasan Sangatta Selatan.
Harian ini melihat lebih dekat ke kawasan tersebut kemarin (24/9). Di sejumlah ruas jalan kecamatan tersebut, bahkan ada yang tidak memiliki drainase atau aliran air. Jika ada, mengalami masalah. Saluran air tidak maksimal ke sungai. Faktor lainnya, timbunan sampah atau bangunan yang menutup rongga drainase.
Ketika musim hujan, genangan air meluap ke jalan raya. Ada yang tertutup, ada pula yang rata dengan permukaan jalan.
Camat Sangatta Selatan Hasdiah menyebut, memasang target tiga tahun ke depan, kecamatan Sangatta Selatan bisa setara dengan Sangatta Utara. Dia sudah menyiapkan semua tata lingkungan di desa-desa. Sangatta Selatan memang tidak semaju kecamatan terdekat lainnya.
"Kami membangun (Sangatta Selatan) dari pembenahan drainase secara swadaya dan bantuan dari perusahaan," ujarnya. Diketahui, Kecamatan Sangatta Selatan jadi salah satu dusun yang sebelumnya tidak memiliki aliran air. Akibatnya, air mengalir begitu saja di jalan utama. Target awal membangun sekitar 970 meter drainase di kawasan Dusun Gunung Karet. “Itu jadi salah satu daerah yang ditata warga, di sana masyarakatnya aktif, sekarang sudah ada drainase," katanya.
Hasdiah menjelaskan, banyak daerah yang tidak memiliki drainase, seperti Jalan Ring Road, Jalan Kampung Kajang, hingga Jalan Pertanian Dalam. Kawasan tersebut paling berpotensi banjir saat musim hujan. "Mulai gang, jalan pemukiman, taman, UMKM, kemandirian masyarakat, yang pasti peningkatan pelayanan," sambungnya.
Bupati Kutim Ismunandar berucap, akan membantu merampungkan sejumlah pembangunan di Sangatta Selatan agar lebih maju. Di antaranya, akses jalan dan drainase. Namun, dia meminta seluruh masyarakat lebih proaktif membantu. "Pembangunan itu akan diselesaikan. Mari gotong royong bersama. Kalau tidak ada partisipasi masyarakat, susah maju," harapnya. (*/la/dra2/k16)