Warga di Jalan Kertak Ulin, RT 03, Desa Mulupan, Kecamatan Muara Bengkal, Kutim, tertimpa musibah. Puluhan bangunan dilahap si jago merah, Senin (23/9). Jauhnya jarak jadi penghambat proses pemadaman.
DOMINASI bangunan kayu. Jaraknya juga tak terlalu jauh. Bahkan banyak yang berimpitan antara satu rumah dengan yang lain. Di tengah kegiatan berkumpul dengan keluarga, seketika lampu padam. Teriakan “tolong, kebakaran, api” begitu jelas. Setelah salat Magrib, kepanikan terjadi.
Sadar akan menjalar, sebagian besar warga yang kala itu rumahnya belum dijilat api, menyelamatkan barang. Tak bisa secara keseluruhan, lantaran banyak warga lalu-lalang. Tak berhenti warga melafalkan kalimat takbir dan doa berharap api tak terus membesar. Namun, kobaran api semakin menjadi-jadi.
Tak banyak yang tahu persis musibah kebakaran hebat di kampung yang jaraknya sekitar 6-7 jam dari Sangatta itu. Menurut informasi, ada 27 rumah dan empat bangunan sarang walet terbakar habis.
Kapolsek Muara Bengkal AKP Zarma Putra menuturkan, pihaknya masih proses penyelidikan. Difokuskan mencari tahu penyebab munculnya api. "Sebanyak 27 rumah tunggal, 4 sarang burung walet, dan pos ronda yang terbakar. Kalau informasi dari warga, dugaannya korsleting listrik" ucapnya saat dikonfirmasi kemarin (24/9).
Dijelaskan perwira balok tiga itu, keterangan didapat dari saksi yang juga menjadi korban, yakni Yani, posisinya saat api membesar berada di depan rumah. “Api itu langsung tinggi, dari belakang rumah Irat,” ucapnya saat dimintai penjelasan. Si jago merah tak bisa dikontrol, api cepat membesar. “Warga berusaha memadamkan juga, tapi keburu besar,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Dia pula yang kala itu mengabarkan paling awal kebakaran tersebut. "Gunakan 10 alkon untuk sedot air,” sambungnya. Namun, karena permukiman padat penduduk dan mayoritas bangunan terbuat dari kayu, api mudah menjalar ke rumah warga.
Api baru bisa dikuasai sekitar pukul 21.30 Wita. Diperkirakan, kerugian materiil mencapai Rp 4 miliar. “Untungnya tidak ada korban jiwa,” jelas Zarma. Setelah mendapat laporan, polisi segera mendatangi tempat kejadian. Petugas pemadam yang tiba lebih dulu sempat kewalahan dengan kobaran api. “Kami juga bantu evakuasi sekaligus pemadaman,” tegasnya.
Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan atas penyebab kebakaran tersebut. “Kami coba olah tempat kejadian perkara pula, mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi yang lain,” ujar Zarma.
Musibah itu menarik simpati warga Sangatta. Banyak posko penerimaan bantuan dibuka untuk menggalang dana dan bantuan lainnya sebagai bentuk kemanusiaan. (*/la/dra2/k16)