BALIKPAPAN– Pengembangan terhadap wisata yang mengangkat kreativitas masyarakat menjadi prioritas. Misalnya menggenjot kampung-kampung wisata, yang memang kian marak dilakukan beberapa kota besar.
“Di sini (Balikpapan) sudah ada. Contohnya Kampung Kangkung Kang Bejo, Kampung Warna-Warni dan Kampung Jamu yang memang dikelola oleh masyarakat. Tugas kita nanti mengajarkan pada masyarakat sekitar bagaimana cara memasarkan supaya kampung-kampung itu lebih dikenal,” kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Irma Nurmayanti.
Dia menuturkan, saat ini kunjungan wisatawan ke Balikpapan mengalami peningkatan. Terlihat dari banyaknya pengunjung yang mengisi hotel-hotel.
Dia menambahkan, tingkat kunjungan ke Balikpapan sempat mengalami penurunan. “Awal tahun turunnya sampai dua puluh persen. Karena bandara di Samarinda dibuka,” ujarnya, Selasa (24/9).
Tapi kondisi tersebut tak bertahan lama, dikarenakan diselenggarakannya beberapa pertemuan berskala nasional di Balikpapan.
Irma berujar bahwa hingga Agustus, pengunjung di Balikpapan mencapai 1,9 juta. Pencapaian ini belum mendekati target tahun 2019, yaitu 2,9 juta pengunjung. Namun, dia yakin pada akhir tahun bisa memenuhi target itu. Mengingat pada akhir tahun 2018 pengunjung bisa mencapai 2,8 juta.
Terkait isu asap yang melanda Kaltim, dia berkata hal itu tidak terlalu berpengaruh. “Yang ada pengunjung yang di Samarinda dialihkan ke sini. Karena bandara di sana sempat ditutup dan tidak ada penerbangan. Kalau di sini ‘kan (bandaranya) masih dibuka,” katanya.
Tak hanya objek wisata, pihak Dinas Pariwisata juga memfokuskan pengembangan pada sumber daya manusia. Irma menuturkan, mereka mencoba untuk mencari potensi wisatawan yang bisa menggerakkan kreativitas masyarakat.
Soal destinasi wisata pantai, dia mengakui masih kurang jika dibandingkan dengan kota lain seperti Bali. Tapi pihaknya akan berupaya untuk menata dan memperindah objek wisata tersebut. Serta memberikan edukasi kepada warga sekitar pantai agar mau bekerja sama dalam hal pengolahan.
Irma menjelaskan, tahun ini target pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata sekitar Rp 3,6 miliar. Saat ini sudah tercapai sekitar Rp 2,5 miliar. Menurutnya, pariwisata tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan. Peran pemerintah sebagai fasilitator yang memberikan pelatihan guna meningkatkan kemampuan masyarakat.
“Mengembangkan suatu wisata itu butuh dana yang besar. Saat ini kita sedang coba mencari investor untuk sektor pariwisata,” jelasnya.