Batu Bara Anjlok, Otomotif Bisa Kembali Turun

- Selasa, 24 September 2019 | 14:37 WIB

Kinerja sektor pertambangan batu bara yang merosot tahun ini turut memengaruhi penjualan otomotif di Bumi Etam. Penjualan terancam turun hingga 20 persen dibanding tahun lalu.

 

BALIKPAPAN – Penurunan kinerja ini tidak lepas dari besarnya kontribusi pertambangan batu bara dalam struktur perekonomian Bumi Etam. Bank Indonesia mencatat, kontribusi pertambangan mencapai 46 persen. Jadi, ketika kinerjanya turun maka semua sektor bisnis bakal terkena dampaknya.

General Manager PT Mandau Berlian Sejati, Surono, mengatakan, pengaruh bisnis pertambangan dan migas di Kaltim sangat besar bagi industri otomotif. Tahun ini, harga batu bara kembali merosot. Bahkan, menyentuh harga paling rendah sejak 2017.

Memasuki semester II tahun ini, laju penurunan harga batu bara acuan (HBA) seakan tak terbendung. Kini harga komoditas bertengger di level USD 71,92 per ton. Sedangkan posisi di Januari sempat di angka USD 92,41 per ton. Akhir pekan lalu, harga komoditas emas hitam ini diangka USD 68,55 per ton. Semakin ke sini harga semakin terpuruk.

“Penjualan Mitsubishi di Kaltim tahun ini memang tidak sebagus tahun lalu. Khususnya kendaraan untuk sektor pertambangan. Untuk sektor ini penjualan kami ada di Mitsubishi Triton. Pangsa pasar mobil ini sebesar 79 persen di Kaltim, angka ini melebih angka nasional,” terangnya, Senin (23/9).

Di Kaltim, perbulannya pihaknya bisa melepas sebanyak 200 Triton. Dominasi perusahaan tambang sangat tinggi untuk mobil ini. Bahkan, pihaknya sampai membuka diler di waktu weekend. “Konsumen dari tambang ini biasanya datang saat weekend, bisa sampai 20 unit mereka ambil. Hanya tahun ini ada penurunan sebesar 20 persen,” tuturnya.

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya berharap pada penjualan Xpander. Pasalnya, untuk kepastian unit saat ini sudah ready. Dan sekarang penjualan paling tinggi dari produk Xpander. Diikuti Triton. Meskipun kondisi batu bara turun, pihaknya tetap melakukan refreshing produk. New Triton baru-baru ini diluncurkan dan sudah mulai dipasarkan di Kaltim.

“Strategi kami masih mengandalkan uang muka murah dan cicilan ringan. Kerja sama dengan berbagai leasing kami lakukan. Bahkan ada dengan bunga 0 persen. Bisnis Kaltim ini sangat bergantung kepada batu bara dan migas. Semoga dengan adanya IKN ini bisa menciptakan sektor usaha baru,” terangnya.

Kepala Cabang Auto 2000 MT Haryono Michaelwen Kurniawan mengatakan, penjualan mobil tahun ini memang tidak sebagus tahun lalu. Kondisi nasional juga demikian. Banyak faktor yang membuat yang membuat penjualan mobil masih sulit mencetak angka positif. Salah satunya daya beli yang belum membaik.

“Tapi kami tetap optimistis. Meski produk yang menunjang batu bara tidak sebagus tahun lalu yakni Toyota Hilux, tapi dari kelas MPV, kami mencetak pertumbuhan pangsa pasar. Semester I market share Avanza naik 41 persen atau naik dari 12 persen dibanding tahun lalu,” tutupnya. (aji/ndu)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X