Lapas dan Rutan Overload, Penghuni Perkara Narkoba Masih Tertinggi

- Senin, 23 September 2019 | 12:17 WIB

BALIKPAPAN– Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Balikpapan kini overload. Dari kapasitas hanya untuk 450 orang, kini dijejali 1.092 orang atau dua kali lipat lebih.

Kondisi yang sama juga terjadi di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B. Kondisinya bahkan lebih parah. Semestinya hanya mampu menampung 189 orang, namun kini mencapai 1.049 orang.

Kondisi ini jelas jauh dari kata ideal. Pengelola lapas maupun rutan jelas dipusingkan dan harus memutar otak, terutama untuk menjaga situasi kondusif.

Kepala Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas II B Balikpapan Ade Heri Setiawan menyebut, dari jumlah penghuni yang ada tersebut, mayoritas adalah mereka yang tersangkut kasus narkoba.

Perkara-perkara yang berkait narkoba ini pula yang membuat kedua lembaga mengalami overload. Jelang akhir September ini saja tercatat 766 orang terkait narkoba ditahan di lapas, dan 695 orang di rutan.

Terkait kasus pembegalan yang tengah marak, Ade berujar, jumlah kasus tersebut masih terbilang kecil. Kebanyakan pelakunya adalah residivis. “Banyak residivis, sudah pernah ditahan sampai lima-enam kali. Ada dengan kasus yang sama ada pula dijerat karena perkara baru,” ujarnya.

Kembalinya residivis ke dalam balik jeruji, dikatakan Ade karena lapangan pekerjaan bagi mereka sangat terbatas. Hanya beberapa orang saja yang mendapat pekerjaan yang layak. Hal ini terjadi dikarenakan adanya stigma negatif masyarakat terhadap para mantan narapidana. Kurangnya rasa percaya serta pemberian label buruk membuat mereka tersudutkan.

Ini jelas berdampak pada perekonomian. Tuntutan ekonomi menjerat mereka ke dalam lubang yang sama.

Ade mengungkapkan, mengubah stigma di masyarakat tersebut tidaklah mudah. Meski begitu pihaknya terus berupaya melakukan pemberdayaan lewat pembinaan. Bukan hanya kepribadian tapi juga cara bertahan hidup melalui seni dan kerajinan.

Juga bekerja sama dengan pihak luar. Lewat lembaga pelatihan, tahanan maupun narapidana diajak terlibat langsung serta menghasilkan duit lewat cara positif. Misalnya menyediakan jasa untuk membuat kerajinan dan memperoleh upah dari sana. “Banyak dari mereka bekerja di bidang jasa, sebagai driver, montir ataupun pengemudi online. Sangat jarang yang diterima di perusahaan. Walau ada jumlahnya sangat jarang,” ungkapnya.

Dengan begitu, ia berharap, para tahanan nantinya memiliki kemampuan untuk berkarya serta dapat memiliki masa depan yang lebih baik usai kembali ke masyarakat.

Penuhnya hunian dikatakan memang rawan. Hanya saja pihaknya terus memanusiakan para tahanan dan menjadikan lokasi lebih nyaman. Dari itu, pendekatan sangat ditekankan, agar tidak terjadi kekacauan atau teror di dalam lapas. Dirinya juga berujar, menghadapi perubahan ibu kota negara, jumlah hunian bisa saja bertambah.

“IKN tidak signifikan berpengaruh pada jumlah. Namun, bila tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan memadai tentu masalah sosial dan perekonomian bisa memicu tindak kriminal,” ucapnya. (*/okt/lil/ms/k15)

 

Data Rutan Klas II B Balikpapan

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X