PROKAL.CO, SAMARINDA - Areal cagar alam, Kersik Luway Kabupaten Kutai Barat, semakin kritis akibat terjadinya bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Sabtu (21/9/2019). Anggrek endemik yang paling populer di daerah itu yakni anggrek Hitam (Coelogyne Pandurata), terancam ikut terbakar.
"Sekitar 100 hektar lahan yang terbakar di konsesi Kersik Luway. Kebakaran Lahan ini sudah hari yang ke tujuh. Jadi, masih ada titik api di beberapa tempat di dalam yang sulit dijangkau," ujar Kepala Seksi Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Barat, Seldas Limbong dihubungi PROKAL.co melalui ponselnya.
Seldas menambahkan titik api mula kebakaran diduga berasal dari areal perbatasan Kersik Luway dengan jalan hauling tambang batubara PT Gunung Bara Utama (GBU). Lalu, kebakaran lahan meluas di dalam areal cagar alam ditumbuhi berbagai anggrek.
"Kebakaran lahan di Kersik Luway, tersebar di pulau-pulau buatan dan sulit terjangkau. Namun, saat ini api dapat dikendalikan. Sekarang, perlu proses pendinginan di areal lahan yang terbakar dan kami meminta ada water booming ke instansi terkait untuk pemadaman," ujar Seldas.
Petugas BPBD Kutai Barat saat memadamkan api di Kersik Luway
Terdapat 20 personil BPBD Kutai Barat yang turun memadamkan api dan memantau kebakaran. Mereka dibantu oleh warga kampung, pegawai instansi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan dan Kementerian Pertanian. Terdapat pula hanya beberapa personil dari TNI Polri.
"Kersik Luway ini sangat penting kita jaga dari kebakaran lahan, karena tersimpan anggrek hitam yang merupakan ikon Kutai Barat, Kalimantan Timur bahkan Negara Indonesia. Maka itu, perlunya bantuan water booming untuk mencegah kebakaran lahan disini," ujarnya.
Seldas cerita kebakaran lahan sempat menjalar ke posko utama pemadam di Kersik Luway. Sehingga, petugas terpaksa mengungsikan peralatan dapur posko ke tempat aman.
"Tadi, kebakaran jarak 30 meter dengan posko utama. Api sangat tinggi sekali dan bersyukur, kini kebakaran bisa dikendalikan," ujar Seldas. (mym)