Bangun Ibu Kota, Perhatikan Kota Penyangga

- Senin, 23 September 2019 | 08:52 WIB

Pembangunan ibu kota negara (IKN) di Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar) wajib memerhatikan kota penyangga. Bila tidak, muncul kekhawatiran akan menimbulkan kesenjangan.

 

BALIKPAPAN–Rencana transportasi massal untuk ibu kota negara (IKN) tidak main-main. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengusulkan autonomous rail rapid transit (ART) sebagai moda transportasi IKN. Menerapkan konsep smart city dan smart mobility yang diharapkan jadi role model pada masa depan.

Namun, perencanaan itu juga menimbulkan kecemasan. IKN bisa unggul dan maju dengan teknologi terkini. Tetapi khawatirnya tidak seimbang dengan kondisi kota penyangga, antara lain Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartanegara, dan PPU. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Salman Lumoindong. Dia berharap, pemerintah pusat turut memerhatikan pengembangan kota penyangga.

“Jangan sampai terjadi kesenjangan yang begitu besar antara IKN dan kota penyangganya,” ucapnya. Dia menuturkan, kondisi transportasi di Kaltim bisa begitu terpampang nyata masih jauh dari kondisi ideal alias semrawut. Kenyataannya angkutan kota masih harus berlawanan dengan ojek online. Begitu pula kondisi terminal yang kewenangannya simpang siur.

“Masalah kewenangan yang tumpang tindih, misalnya, terminal dan dermaga harus diatur menjadi kewenangan pusat, provinsi, atau kabupaten,” katanya. Dia berpesan, pembangunan IKN justru tidak semakin memperbesar masalah di kota penyangga.

Salman berharap, kota penyangga juga menjadi perhatian dan pembahasan di pemerintahan pusat. Tidak bisa dianggap gampang, mengingat akan ada ekspansi lebih dari 1,5 juta orang ke Kaltim. “Sepenuhnya perencanaan berada di pusat. Kami di daerah akan menyesuaikan,” ucapnya.

Senada dengan pernyataan Salman, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, pihaknya telah menyampaikan dua usulan kepada pemerintah pusat. Pemkot Balikpapan ingin ada perpanjangan landasan pacu atau runway Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan. Kemudian, mempercepat realisasi proyek Jembatan Tol Teluk Balikpapan. Jadi, Kota Minyak sebagai kota penyangga tidak ketinggalan dari IKN.

“Kami sudah sampaikan minta segera lakukan perluasan Bandara Sepinggan. Kami juga sampaikan agar menteri segera melihat rencana pembangunan jembatan tol,” tuturnya. Dia menuturkan, saat ini masih ada pandangan dari masyarakat pelayaran atau pelabuhan yang memperdebatkan ketinggian jembatan tol.

Mereka menilai, rencana ketinggian 50 meter di atas permukaan laut bisa menghambat jalur kapal besar. Ada permintaan agar tinggi jembatan yang menghubungkan Balikpapan dengan PPU itu hingga 60 meter. “Kami sampaikan ke menteri jangan lagi ada perdebatan itu, mohon kepada menteri segera lihat rencana membangun jembatan tol itu,” bebernya.

Rizal menambahkan, bahkan soal moda transportasi sebenarnya telah terpikirkan. Balikpapan sudah punya konsep masterplan tentang pembangunan trem atau kereta api sebagai angkutan massal. “Jadi harus segera kami tindak lanjuti, untuk awal soal jembatan teluk dulu,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, semua saran akan menjadi perhatian dan concern. “Terutama dalam pengembangan existing (kota penyangga) agar tidak terjadi kesenjangan gap dengan IKN,” sebutnya. Pihaknya juga akan segera melakukan kajian untuk hal itu.

Selain itu, penetapan IKN membangunkan semangat kehadiran Tol Trans Kalimantan. Menurut dia, saat ini Tol Balikpapan-Samarinda yang menghubungkan kota di Kaltim sudah hampir rampung. “Sudah bisa dilanjutkan pembangunan tol ke Banjarmasin, Kalsel,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Rehabilitasi Hutan Tropis Universitas Mulawarman Samarinda Sukartiningsih turut memberikan saran-saran dalam pembangunan IKN. Dia menilai, smart city sudah banyak berdiri di negara maju. Pemerintah harus menentukan ingin smart city yang bagaimana sebagai kunci dalam pembangunan ibu kota.

Dia mengapresiasi konsep smart city, namun menyarankan sisi green city juga lebih besar. Apalagi sudah ada usulan menghadirkan city in the forest. Sukartiningsih menjelaskan, Kalimantan begitu kaya dengan keanekaragaman hayati, flora, dan fauna. Itu berbeda dengan di tempat lain dan bisa jadi keunggulan IKN mendatang. “Bagaimana transportasi nanti berjalan di antara hutan dengan jenis-jenis asli endemik Kaltim,” paparnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X